Satya W. Yudha: Saatnya Biomassa Naik Kelas Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Satya W. Yudha: Saatnya Biomassa Naik Kelas Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Satya Widya Yudha Saat Menyampaikan Pandangannya Soal Biomassa

Listrik Indonesia | Biomassa memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan kemandirian energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini disampaikan oleh Satya Widya Yudha, Dewan Penasihat Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI) sekaligus Dewan Juri IBEA 2025. 

Dalam kesempatan tersebut, turut dilaksanakan pelantikan pengurus baru MEBI di atas panggung IBEA 2025. Momentum ini menegaskan komitmen asosiasi dalam memperkuat kontribusi biomassa sebagai bagian penting dari transisi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. 

Menurut Satya, biomassa bukan hanya sumber energi alternatif, tetapi juga menjadi bagian dari strategi besar menuju swasembada energi nasional. Ia menyebutkan bahwa potensi biomassa di Indonesia mencapai sekitar 32 hingga 35 gigawatt. 

Namun, tantangannya cukup besar karena sumber daya biomassa tersebar di berbagai daerah, memerlukan infrastruktur pendukung, dan membutuhkan jaminan ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan agar proyek biomassa bisa berjalan konsisten dalam jangka panjang. 

Dalam konteks visi Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, Satya menilai biomassa memiliki peran penting dalam memperkuat sektor energi dan menggerakkan sektor ekonomi lokal. 

Ia menekankan bahwa biomassa dapat menjadi jembatan antara industri besar dan masyarakat lokal. Industri besar membutuhkan sumber energi bersih yang stabil, sementara masyarakat lokal, khususnya pelaku UMKM, dapat dilibatkan dalam rantai pasok biomassa, mulai dari penyediaan bahan baku hingga pengelolaan energi di tingkat daerah. 

Satya juga mengingatkan bahwa pengembangan biomassa harus mampu menjawab empat tantangan utama: keterlibatan dalam rantai pasok global, kebutuhan investasi yang besar, ketersediaan tenaga kerja terampil, dan penguasaan teknologi inovatif. 

Jika tantangan ini dapat diatasi, maka biomassa akan menjadi kekuatan yang tak hanya mendukung transisi energi nasional, tetapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi, membuka lapangan kerja, serta memperkuat ketahanan energi nasional. 

Lebih jauh, Satya berharap MEBI di bawah kepemimpinan yang baru dapat mengedepankan kepentingan nasional dalam setiap langkahnya. Menurutnya, organisasi seperti MEBI tidak cukup hanya memiliki kepentingan bisnis, tetapi harus mampu menjawab tantangan pembangunan nasional dan menjadi bagian dari solusi. Ia pun menegaskan bahwa energi, termasuk biomassa, bukan hanya soal teknologi atau investasi, tetapi juga soal masa depan bangsa. 

“Ke depan, MEBI harus menjadi kekuatan yang tidak hanya mendorong transisi energi bersih, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi Indonesia. Kita tidak bisa hanya bicara bisnis, kita harus bicara kepentingan nasional,” tutup Satya.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#biomassa

Index

Berita Lainnya

Index