Ketua Komisi XII: ”RUPTL 69,5 GW Progresif dan Menunjang Industri”

Ketua Komisi XII:  ”RUPTL 69,5 GW Progresif dan Menunjang Industri”
Ketua KOmisi XII DPR-RI Bambang Patijaya saat memberikan penjelasan kepada peserta Seminar Nasional tentang kelistrikan dan energi nasional di Hotel Bidakara (3/6) kemarin.

Listrik Indonesia | Hadir sebagai pembicara pada seminar nasional bertajuk: “Implementation of Sustainable Energy Industry Policy towards National  Energy Self-Suffienciency” yang diselenggarakan Listrik Indonesia kemarin (3/6/) di Hotel Bidakara Jakarta, Ketua Komisi XII Bambang Patijaya kembali menekankan pentingnya seluruh pihak untuk bergerak bersama  mendukung terciptanya transisi energi di Indonesia.

Namun demikian, semua itu membutuhkan konsistensi dalam mengimplementasikan dari apa yang telah diputuskan mulai dari Kebijakan Energi Nasional (KEN), Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).  

Terkait hal tersebut, Ketua Komisi XII sebagai pengambil kebijakan penting terkait ketiga hal itu mengungkapkan bahwa Indonesia pada saat ini sangat progresif dalam mendukung  terbangunnya sektor kelistrikan. Menurutnya pertumbuhan ekonomi delapan persen akan menjadi satu parameter yang  ingin didukung untuk itu.

“Kami di Komisi XII sudah melakukan beberapa hal penting antara lain melakukan perubahan RPP KEN,” kata Bambang  yang menjadi pembicara utama dalam seminar kelistrikan dan energi yang digelar oleh Listrik Indonesia dalam rangka Indonesia Best Electricity Award 2025.

Menurutnya, dalam Kebijakan Energi Nasional, ada beberapa hal yang menjawab tantangan energi global dan juga tantangan dalam negeri. Bahkan Bambang juga menegaskan bahwa setelah Rencana Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) sudah “ketok palu”, ada beberapa kebijakan yang secara signifikan mendorong Komisi XII untuk mengakselerasi  kebijakan-kebijakan pengembangan energi Indonesia.

Bambang kembali menegaskan bahwa setelah RPP KEN ada RUU KEN, lahir RUPTL. Katanya, bulan lalu pemerintah mensahkan RUPTL sebesar 69,5 GW yang akan dibangun sampai 2034 dan kalau dilihat dari komposisi dari bauran energi yang ditetapkan dalam RUPTL tersebut, Bambang menilai hal itu sudah sangat memperhatikan tantangan glonal dalam pemenuhan EBT.

“Saya pikir RUPTL 69,5 GW ini sudah cukup progresif  untuk dapat menunjang industri yang akan dibangun dan investasi yang akan muncul sehingga dapat menuju pencapaian pertumbuhan ekonomi delapan persen,” tegasnya.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#TransisiEnergi

Index

Berita Lainnya

Index