Current Date: Selasa, 18 November 2025

Jangan Dibuang! Ini Segudang Manfaat Minyak Jelantah di Sektor Energi

Jangan Dibuang! Ini Segudang Manfaat Minyak Jelantah di Sektor Energi
Minyak jelantah.

Listrik Indonesia | Minyak jelantah atau used cooking oil (UCO) kerap dianggap sebagai limbah rumah tangga maupun industri kuliner. Padahal, minyak bekas ini memiliki potensi besar sebagai bahan baku energi terbarukan, khususnya biodiesel. Pemanfaatannya tidak hanya memberi nilai tambah ekonomi, tetapi juga mendukung upaya transisi energi bersih di Indonesia.

Energi Bersih dari Limbah

Biodiesel berbahan minyak jelantah terbukti lebih ramah lingkungan dibandingkan solar konvensional. Menurut Traction Energy Asia, penggunaan UCO sebagai biodiesel berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 91,7 persen. Selain itu, pemanfaatan minyak jelantah juga mencegah pencemaran tanah dan air akibat pembuangan limbah yang tidak terkelola.

Dorong Ekonomi Sirkular

Manfaat lainnya adalah terciptanya ekonomi sirkular. Minyak jelantah yang terkumpul dari rumah tangga maupun industri dapat diolah kembali menjadi biodiesel, sekaligus membuka peluang usaha bagi pengumpul dan pelaku UMKM. International Council on Clean Transportation (ICCT) mencatat, Indonesia berpotensi menghasilkan hingga 1,2 miliar liter biodiesel dari UCO setiap tahun, yang setara dengan 45 persen kebutuhan biodiesel berbasis sawit. Potensi ini juga bisa mengurangi sekitar 6 juta ton emisi karbon per tahun.

Kualitas Bahan Bakar Lebih Baik

Dari sisi teknis, biodiesel berbasis UCO memiliki kualitas unggul. Nilai setana yang tinggi—sekitar 56 hingga 65—membuat proses pembakaran lebih efisien dibandingkan standar minimum fatty acid methyl ester (FAME) sebesar 48. Kandungan sulfurnya pun jauh lebih rendah dibanding marine fuel oil (MFO), sehingga dapat menekan emisi sulfur dioksida yang berkontribusi terhadap polusi udara.

Diversifikasi Energi Nasional

Pemanfaatan minyak jelantah juga sejalan dengan upaya diversifikasi energi nasional. Sebagai energi terbarukan, biodiesel dari UCO mampu mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil. Menariknya, pemakaiannya tidak memerlukan konversi besar pada mesin. Campuran biodiesel seperti B20 atau B50 sudah bisa langsung dimanfaatkan di sektor transportasi, maritim, hingga pembangkit listrik.

Tantangan yang Masih Ada

Meski potensinya besar, pemanfaatan minyak jelantah sebagai energi masih menghadapi hambatan. Tingkat pengumpulan UCO di Indonesia masih rendah, hanya sekitar 18,5 persen dari total konsumsi minyak goreng nasional. Di samping itu, masih diperlukan infrastruktur pengolahan yang memadai, regulasi yang mendukung, serta insentif agar masyarakat dan pelaku usaha terdorong untuk menyalurkan minyak jelantah ke jalur yang benar.

Penutup

Dengan pengelolaan yang tepat, minyak jelantah dapat bertransformasi dari limbah yang merugikan menjadi sumber energi hijau yang bermanfaat. Selain berkontribusi pada penurunan emisi karbon, pemanfaatannya juga mendukung ekonomi sirkular, membuka peluang usaha baru, serta memperkuat ketahanan energi nasional.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Minyak

Index

Berita Lainnya

Index