Listrik Indonesia | Kebijakan subsidi motor listrik pada tahun 2025 masih belum menemukan kejelasan. Para pelaku industri menilai, ketidakpastian ini membuat penjualan anjlok drastis.
Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setyadi, mengungkapkan bahwa pada periode 2023–2024, kebijakan subsidi mendapat pengawalan langsung dari Luhut Binsar Pandjaitan yang saat itu menjabat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi. Kini, setelah Luhut berpindah posisi menjadi Kepala Dewan Ekonomi Nasional (DEN), keterlibatannya dalam program subsidi tersebut belum terlihat jelas.
“Nah saya nggak tahu ya sejauh mana DEN ikut terlibat dalam pembahasan subsidi tahun ini. Tapi sebetulnya di tahun lalu itu Pak Luhut yang kawal,” ujar Budi, dikutip dari CNBC Indonesia, Minggu (24/8/2025).
Budi berharap, meskipun DEN bukan pengambil keputusan utama, lembaga tersebut maupun Luhut secara pribadi bisa memberikan masukan atau rekomendasi kepada pemerintah agar program subsidi tetap dilanjutkan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Budi, pelaku usaha saat ini juga tengah menunggu arahan dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Ia menilai Kemenperin masih menunggu koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
“Kita malah nunggu kejelasan dari Pak Agus Gumiwang. Kemenperin tinggal satu putaran lagi, apakah rapat dengan Menko Perekonomian, atau rapat terbatas yang kemudian naik ke forum lebih tinggi dengan melibatkan beberapa menteri. Jadi perlu ada pernyataan resmi atau kebijakan yang jelas dari pengambil keputusan,” katanya.
Budi menambahkan, keputusan akhir kemungkinan besar berada di tangan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Karena itu, industri masih harus bersabar menanti kejelasan di sisa empat bulan terakhir tahun ini.
Penjualan Terjun Bebas
Ketiadaan subsidi berdampak langsung pada pasar motor listrik. Budi menyebut, penjualan sepanjang 2025 turun tajam dibanding tahun lalu. Padahal, saat masih ada subsidi sebesar Rp7 juta per unit, pasar motor listrik sempat bergairah.
“Penurunan penjualan ini bervariasi. Ada yang turun 30%, 40%, 50%, bahkan sampai 70% di beberapa merek. Tentu ini relatif, tergantung kreativitas masing-masing produsen dalam mengatur strategi pemasaran,” jelasnya.
Meski begitu, pelaku usaha tetap berharap pemerintah segera memberikan kejelasan terkait keberlanjutan program subsidi. Menurut mereka, kepastian kebijakan menjadi kunci penting untuk menjaga pertumbuhan industri kendaraan listrik di Tanah Air.
.jpg)

