Listrik Indonesia | Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Penyelesaian Isu Strategis Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, M. Pradana Indrasaputra, menyampaikan bahwa pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp63 triliun untuk memperluas akses listrik di seluruh wilayah Indonesia. Hal itu ia sampaikan dalam acara Road to Hari Tambang 2025 yang digelar CNBC Indonesia pada Rabu (29/10/2025).
Menurut Pradana, pembiayaan program tersebut akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan ditargetkan rampung pada tahun 2029. Ia menjelaskan, pemerintah berkomitmen agar seluruh masyarakat Indonesia, termasuk yang tinggal di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan terluar), dapat menikmati akses listrik.
“Kita perhatikan bahwa salah satu fosil fuel yang masih dipakai untuk listrik, yang mahal bahkan, itu diesel. Atau kita pakai solar. Nah itu kita akan ganti. Kita switch ke solar panel kira-kira gitu,” jelasnya.
Anggaran tersebut akan difokuskan untuk memperluas jaringan listrik, membangun infrastruktur pendukung, serta membantu masyarakat di wilayah terpencil mendapatkan sambungan listrik baru. Berdasarkan data Kementerian ESDM, masih terdapat ribuan desa dan dusun yang belum terlistriki hingga saat ini.
“Kurang lebih 10 ribu, 5 ribuan desa, 5 ribuan dusun yang belum terlistriki di seluruh Indonesia,” kata Pradana.
Ia menambahkan, program pemerataan akses listrik akan dijalankan dalam lima tahun ke depan melalui dua program utama, yaitu Listrik Desa (Lisdes) dan Bantuan Pasang Listrik Baru (BPBL).
“Pertama, salah satu yang kita utamakan dalam 5 tahun ke depan itu adalah Lisdes sama BPBL namanya. Jadi Listrik Desa dan Bantu Pasang Listrik Baru,” tandasnya.
Sebagai langkah awal, pemerintah telah memulai pembangunan sejumlah pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Pada akhir Juni 2025, Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meresmikan 55 pembangkit listrik EBT yang terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pembangkit tersebut tersebar di 15 provinsi dengan total kapasitas mencapai 379,7 megawatt.
Hingga pertengahan 2025, proyek PLTS perdesaan telah memasuki tahap konstruksi dan commissioning, sementara sambungan listrik perdana sudah dinikmati oleh ribuan rumah tangga. Rasio elektrifikasi nasional sendiri mencapai 99,83% pada akhir 2024, sehingga program Lisdes 2025–2029 akan difokuskan untuk menuntaskan wilayah-wilayah yang belum berlistrik.
.jpg)
