Current Date: Minggu, 16 November 2025

Prabowo Gembar-Gembor EBT, Sejauh Mana Kinerja Pertamina NRE di Triwulan III?

Prabowo Gembar-Gembor EBT, Sejauh Mana Kinerja Pertamina NRE di Triwulan III?
Dok: Pertamina NRE

Listrik Indonesia | Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti isu energi dan perubahan iklim dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Ia menegaskan bahwa Indonesia akan terus mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai bagian dari strategi nasional menghadapi perubahan iklim.

Dalam pidatonya, Prabowo menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi Indonesia sebagai negara kepulauan. Menurutnya, dampak perubahan iklim telah dirasakan langsung, salah satunya melalui kenaikan permukaan laut. Ia menyebut permukaan laut di pantai utara Jakarta meningkat sekitar lima sentimeter setiap tahun.

“Dapatkah Anda bayangkan dalam sepuluh tahun? Dua puluh tahun? Untuk itu, kami terpaksa membangun tanggul laut raksasa sepanjang 480 kilometer. Mungkin akan memakan waktu 20 tahun, tetapi kami tidak punya pilihan,” ujarnya.

Pernyataan Prabowo tersebut mempertegas komitmen pemerintah dalam mendorong transisi energi menuju sumber yang lebih bersih. Dalam konteks ini, kinerja Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menjadi salah satu indikator implementasi kebijakan energi berkelanjutan di tingkat korporasi.

Produksi dan Kapasitas Listrik Meningkat

Hingga akhir triwulan ketiga 2025, Pertamina NRE mencatat kinerja operasional dan keuangan yang melampaui target. Total produksi listrik konsolidasi mencapai 6.524.753 Megawatt hour (MWh), atau 19,2 persen di atas target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Triwulan III 2025.

Kenaikan ini terutama didorong oleh kinerja PT Jawa Satu Power (JSP), salah satu afiliasi Pertamina NRE, yang membukukan produksi sebesar 2.690.693 MWh, atau 48 persen di atas target. Di sisi lain, produksi listrik dari Pertamina Geothermal Energy (PGE) mencapai 3.745.357 MWh, melebihi target sebesar 5 persen. Sementara Pertamina Power Indonesia (PPI) mencatat produksi 88.703 MWh, mendekati target 90.166 MWh.

Secara keseluruhan, kapasitas terpasang Pertamina NRE mencapai 3.083 Megawatt (MW), meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Tambahan kapasitas tersebut sebagian besar berasal dari proyek milik afiliasi CREC, yang pada September lalu mencatatkan commercial operation date (COD) untuk PLTS baseload berkapasitas 197 MW serta battery energy storage system (BESS) berkapasitas 320 MWh. Dengan tambahan ini, total kapasitas terpasang dari CREC hingga triwulan III mencapai 526 MW.

Operasional Andal dan Aset Terjaga

Dari aspek operasional, tingkat keandalan pembangkit listrik Pertamina NRE tergolong tinggi. Equivalent availability factor (EAF) pada triwulan III mencapai 98,28 persen, naik 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara equivalent forced outage rate (EFOR) tercatat nihil, menunjukkan tidak adanya gangguan operasi tak terencana pada pembangkit listrik.

Kinerja asset integrity juga menunjukkan hasil baik dengan status zero low integrity asset, yang berarti tidak ada aset dalam kondisi berisiko rendah atau memerlukan perhatian khusus akibat penurunan fungsi atau potensi gangguan operasi.

Capaian Keuangan dan Lingkungan Positif

Dari sisi keuangan, Pertamina NRE membukukan pendapatan sebesar USD 325,4 juta, EBITDA USD 215,6 juta, dan laba bersih USD 85,13 juta. Ketiga indikator ini berada sedikit di atas target — pendapatan lebih tinggi 2 persen dari target, EBITDA 2 persen, dan laba bersih 1 persen.

Dalam aspek keselamatan dan lingkungan (HSSE), Pertamina NRE mencatat nihil fatalitas hingga akhir triwulan III. Sementara dari sisi keberlanjutan, program manajemen emisi perusahaan berhasil menekan emisi sebesar 14.994 ton CO?e, jauh melampaui target tahunan sebesar 2.080 ton CO?e.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Pertamina NRE

Index

Berita Lainnya

Index