
Selain Arcandra, Anggota Komisi VII DPR RI, Mukhtar Tompo dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman juga turut hadir dalam rangka peninjauan ke pembangkit listrik tersebut.
Ia mengatakan, dari 20 Wind Turbine Generator (WTG) yang direncanakan, 17 WTG telah terpasang.
"Control building dan service building juga telah selesai konstruksi. PLTB Tolo ditargetkan mencapai Commercial Operation Date (COD) pada akhir tahun 2018 ini atau lebih cepat dari target tahun depan," jelas Arcandra kemarin di lokasi, seperti dituliskan (07/11) .
"Visi kita ke depan adalah energi terbarukan. Tidak boleh terus bergantung ke energi fosil. Pembangunan PLTB ini akan memperkuat pasokan listrik nasional. Cadangan atau reserve margin listrik kita diupayakan lebih dari 30 persen," sambungnya.
Untuk itu, pemerintah terus mendorong pengembangan EBT (Energi Baru Terbarukan) dan mendorong industri tersebut makin kompetitif.
"Komitmen kita EBT 23% tahun 2025. PLTB (Tolo) ini adalah salah satunya. Kita juga kembangkan jenis pembangkit yang lain, seperti panas bumi, hidro, surya, biomassa, biogas. Semua potensi EBT yang ada di Indonesia kita kembangkan, sehingga kita bisa menyuplai kebutuhan energi rakyat Indonesia yang tidak tergantung kepada negara lain. Itu visi kita kedepan," imbuh Arcandra.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dari segi teknis, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang digunakan pembangkit tersebut mencapai 42%. selain itu, kata Arcandra, tinggi turbin mencapai 133 meter (m) dan panjang baling-baling mencapai 63 m, masing-masing turbin mampu mengalirkan listrik sebesar 3,6 Megawatt (MW), sehingga kapasitas totalnya mencapai 72 MW.
"PLTB Tolo ini tinggi towernya lebih tinggi dari PLTB Sidrap. Blade juga lebih panjang dari Sidrap. Tower PLTB Tolo ini lebih tinggi dari Monas," tandasnya. (Rg)
0 Komentar
Berikan komentar anda