NEWS Innovation POWER TECH Product
Trending

Geliat Kendaraan Listrik, Konsumsi Listrik Energi Terbarukan Akan Berlipat Ganda

Geliat Kendaraan Listrik, Konsumsi Listrik Energi Terbarukan Akan Berlipat Ganda
Ilustrasi

Listrik Indonesia | Seiring dengan geliat penggunaan kendaraan listrik di tingkat global yang menunjukan tren positif, diprediksi akan meningkatkan konsumsi listrik. Di sisi lain, masyarakat global mulai memiliki kesadaran tinggi dalam menggunakan green energy. Tentu saja, tren penggunaan kendaraan baterai ini akan meningkatkan perkembangan energi terbarukan.

Bos Tesla, Elon Musk, memprediksi pergeseran bahan bakar dari beremisi karbon tinggi ke energi hijau membutuhkan waktu dua dekade. Konsumsi listrik diperkirakan akan berlipat ganda seiring dengan peningkatan pemakaian mobil listrik alias EV.

“Kondisi ini akan mendorong perluasan sumber pembangkit energi baru terbarukan, termasuk nuklir, matahari, panas bumi, dan angin. Ketersediaan energi bersih itu merupakan tantangan besar. Tidak mungkin pembangunannya terabaikan karena mobil listrik saat ini digerakkan oleh baterai, tak lagi memakai bahan bakar fosil,” jelas Musk, seperti dikutip katadata.co.id dari Reuter, Selasa (1/12).

Prediksinya, pergeseran bahan bakar dari beremisi karbon tinggi ke energi hijau membutuhkan waktu dua dekade. “Ini seperti dengan teknologi telepon. Anda tidak dapat mengganti semuanya sekaligus,” ujar dia.

Ketika mobil listrik menjadi norma baru dalam masyarakat, teknologi pembangkit akan berubah. Baterai akan memegang peranan penting untuk menyimpan listrik di pembangkit energi terbarukan yang pasokannya tidak terus-menerus atau intermittent.   Tesla sedang memulai rencana untuk membangun pabrik pembangkit energi terbarukannya yang keempat di negara dengan perekonomian terbesar Eropa.

Perusahaan baru saja memperoleh lisensi menjual listrik di seluruh Eropa barat. Tesla telah melakukan survei pelanggan di Jerman tentang penggunaan listrik produksinya pada mobil mereka.  "Turbin angin terbaik  sedang kami buat di Jerman," katanya.

Sebagai informasi, penjualan mobil listrik melonjak selama pandemi selama sembilan bulan pertama 2020, melansir dari Bloomberg, penjualan mobil secara global mengalami penurunan. Setiap produsen otomotif terpengaruh penurunan konsumsi, kecuali Tesla.

Industri EV semakin terdorong dengan penurunan harga produksi baterai. Biayanya saat ini sekitar US$ 100 per kilowatt hour (kWh), hampir serupa dengan BBM.  Musk pada September lalu sempat menunjukkan rencananya memroduksi sel baterai dengan pemotongan ongkos mencapai 56% pada 2023. Target yang dianggap terlalu optimistis, tapi Tesla selama ini selalu terdepan dalam pengembangan teknologi mobil listrik. (TS)


Related Articles

0 Komentar

Berikan komentar anda

Back to top button