GeoDipa Dukung Wujudkan Kemandirian dan Ketahanan EnergiDi Pulau Panas Bumi Flores

Listrik Indonesia | Indonesia saat ini tengah memasuki masa transisi energi. Potensi sumber energi baru terbarukan sangat melimpah, khususnya panas bumi, terlebih karena Indonesia merupakan wilayah “Ring of Fire”. Secara khusus, Pulau Flores yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, memiliki potensi panas bumi luar biasa yang belum termanfaatkan dengan baik.
Data Kementerian ESDM menyebutkan Pulau Flores menyimpan sumber daya sebesar hampir 1.000 MW dan cadangan paling sedikit sebesar 402,5 MW diekivalenkan dengan listrik. Angka inilah yang kemudian menjadikan Flores ditetapkan sebagai Pulau Panas Bumi melalui Keputusan Menteri ESDM No. 2268K/30/MEM/2017.
Melihat data tersebut, sudah sepatutnya tercipta kemandirian dan ketahanan energi di wilayah tersebut melalui pemanfaatan sumber energi panas bumi yang merupakan energi baru terbarukan. Pemerataan dalam pembangunan hingga kemajuan ekonomi juga dapat tercipta apabila sinergi yang baik dapat terjalin secara berkelanjutan antara pemerintah daerah, badan usaha, serta masyarakat di sekitar wilayah tersebut.
Sementara itu, Wae Sano yang juga berada di Pulau Flores, memiliki potensi panas bumi mencapai 121 MW dengan cadangan sekitar 40 MW. Wae Sano yang berada di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, merupakan salah satu pilot project dari pengeboran yang dilakukan oleh pemerintah (government drilling) melalui mekanisme Pembiayaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi (PISP) yang dananya dikelola oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (“PT SMI”) dan co-finance melalui Geothermal Energy Upstream Development Project (GEUDP) yang pendanaanya diberikan oleh World Bank secara hibah.
Pemerintah juga meyakini bahwa kebutuhan energi listrik di Kabupaten Manggarai Barat akan terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, perkembangan sektor pariwisata, dan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan Wae Sano akan menjadi penting untuk menjaga kehandalan sistem kelistrikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur sekaligus meingkatkan rasio elektrifikasi melalui pembangunan pembangkit listrik panas bumi (PLTP).
Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero), Riki Firmandha Ibrahim, menjelaskan bahwa Pemerintah, dalam hal ini Komite Bersama, sudah sangat tepat meluncurkan program GEUDP/PISP dan GREM untuk Energi Terbarukan Geothermal/Panas Bumi. Menurutnya, PT SMI sebagai pengelola dana PISP dan GeoDipa sebagai pelaksana teknis pengeboran, harus berhasil dalam pelaksanaan program tersebut demi terwujudnya kemandirian dan ketahanan energi di Pulau Flores.
“Tidak ada kata tidak berhasil melaksanakannya. Hanya dengan program GEUDP/PISP dan GREM, Indonesia dapat mewujudkan Indonesia Geothermal Center of Excellence karena Pemerintah masih memiliki Fiscal Tool lainnya yang dapat mendorong pengembangan di tahapan Eksploitasi dan Pembangunan PLTP di Indonesia,” tegasnya.
Lebih lanjut, Riki mengungkapkan bahwa pemanfaatan sumber energi panas bumi banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan sumber energi panas bumi tidak dapat di eksport, dan merupakan sumber energi lokal yang harus langsung dimanfaatkan. Melalui pemanfaatan sumber energi panas bumi sebagai energi listrik, akan menggerakan roda perekonomian masyarakat seperti pembangunan infrastruktur pendukung, sarana dan prasarana, hingga menciptakan ruang perekonomian baru seperti pembukaan lapangan pekerjaan dan pengembangan pariwisata.
Menurut Riki, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, beberapa waktu lalu sempat menyampaikan bahwa pemanfaatan panas bumi di Wae Sano sudah menjalani proses secara bertahap dan berjenjang. Berbagai kajian juga sudah dilakukan, bahkan masyarakat telah terlibat dalam studi banding. Pengembangan pariwisata yang sedang dikerjakan oleh Pemkab Manggarai Barat juga dapat dilaksanakan secara berdampingan dengan pemanfaatan panas bumi di Wae Sano.
“Oleh karena itu, pemanfaatan panas bumi di Wae Sano harus kita upayakan bersama keberhasilannya, agar Pemerintah tidak turunkan prioritasnya. Tidak ada kata bahwa Program Pemerintah sulit diwujudkan apabila kita memang serius, fokus dan yakin kalau Energi Terbarukan Panas Bumi itu adalah Energi Terbarukan terbaik untuk Indonesia,” jelas Riki.
Selain itu, pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi listrik juga dilakukan untuk menjaga ruang hidup. Hal ini dikarenakan panas bumi adalah salah satu sumber energi terbarukan yang sangat ramah lingkungan dengan hampir tidak ada emisi yang dihasilkan.
“Saya meyakini semua perjalanan yang telah dilakukan akan memberikan pengalaman bagi kita bersama, karena untuk mensukseskan pemanfaatan energi panas bumi di Wae Sano demi kemandirian dan ketahanan energi diperlukan kerjasama dari semua pihak. Saat ini, yang diperlukan dalam percepatan pekerjaan di Wae Sano adalah dengan membuktikan bahwa rakyat Indonesia tidak ada masalah dengan pelanggaran HAM dalam pelaksanaan seluruh program multilateral bank,” ungkap Riki.
0 Komentar
Berikan komentar anda