
“Penyaluran solar oleh Pertamina berjalan normal. Kami heran dengan isu yang menyebut adanya kelangkaan solar di masyarakat. Masih oke, itu yang ribut-ribut kenapa ya," ujar Arifin di Gedung Kementerian ESDM.
Hal senada juga disampaiakanPelaksana tugas (Plt) Dirjen Migas Djoko Siswanto, pemerintah menjamin kesediaan solar di masyarakat. Jika konsumsi sudah melebihi kuota, pemerintah akan meminta Pertamina menambah pasokan solar. "Dalam perundang-undangan, pokoknya kebutuhan masyarakat berapa pun harus terpenuhi supaya tidak ada kelangkaan. Kalau nanti setelah diperiksa BPK ada kelebihan ya di bayar," kata Djoko.
Kementerian ESDM mencatat kuota subsidi solar yang tersalurkan hingga Oktober 2019 sebanyak 13,3 juta kiloliter (KL). Sedangkan alokasi kuota solar yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 14,5 juta. "Masih sisa 1,2 KL," kata Djoko.
Sementara itu, VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan biarpun masih tersisa 1,2 KL, namun Pertamina terpaksa menambah pasokan BBM jenis solar sebesar 20 persen dari konsumsi harian Januari hingga Oktober 2019 sebesar 40 ribu KL untuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Kami terus memantau penyaluran solar subsidi. Terlebih lagi pada bulan depan akan memasuki masa libur Natal dan Tahun Baru yang bisa menyebabkan kenaikan konsumsi BBM termasuk solar. Ya sejauh ini masih kami monitor," imbuh Fajriyah. (TS)
0 Komentar
Berikan komentar anda