Listrik Indonesia | Pencapaian target Net Zerro Emission (NZE) diperlukan transisi energi dari energi fosil menuju energi yang jauh lebih bersih, minim emisi dan ramah lingkungan. Guna mewujudkan hal tersebut tentunya diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kapasitas penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menciptakan inovasi-inovasi bagi pengembangan energi dan sumber daya mineral. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana pada acara Human Capital Summit 2023 di Jakarta Convention Center, Selasa (21/3).
"Menteri ESDM megapresiasi terlaksananya acara Human Capital Summit yang pertama kali ini. Ajang ini merupakan suatu gerakan yang menunjukkan bahwa human capital merupakan sentral dari semua kegiatan," ujar Rida mengawali sambutannya.
Kegiatan ini menjadi sangat penting, jelas Rida, karena isu global saat ini salah satunya adalah menyangkut perlunya melakukan transisi energi, terlebih isu ini menjadi satu pilar Presidensi G20 di Bali. "Transisi energi erat kaitanya dengan ketahanan dan kemandirian energi," tegas Rida.
Rida mengungkapkan, 60% sumber energi listrik Indonesia berasal dari batubara. Hal ini akan menjadi pekerjaan rumah bersama apabila pemanfaatan teknologi belum bisa meredam emisi sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah. "Itulah pentingnya transisi energi bagi Indonesia. Kita mesti pindah dari sesuatu yang ketergantungan, dari energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan dan semua ini sudah ada di dalam roadmap NZE," ujar Rida.
Kesiapan human capital, sambung Rida, dalam mewujudkan NZE sangat penting sehingga acara Human Capital Summit 2023 ini menjadi modal utama karena semuanya tergantung 'The Man Behind The Gun'. "Apapun bagusnya programnya, pada akhirnya yang eksekusi dan terima akibatnya adalah human capital. Dan human capital ini bukan hanya menyediakan dalam jumlah yang cukup, juga harus berkualitas agar efektivitasnya dan efisiensi juga bisa didapat," ujar Rida.
Senada dengan Rida, Kepala BPSDM Kementerian ESDM Prahoro Yulijanto Nurtjahyo juga menyatakan, pentingnya Indonesia untuk melaksanakan transisi energi dan untuk mewujudkannya diperlukan SDM yang kompeten dan memiliki kapasitas yang baik.
"Kalau kita bicara terkait NZE seringkali kali kita bicarakan masalah programnya, roadmap seperti apa, tetapi sampai hari ini kita belum membahas terkait kesiapan SDMnya. Jadi, agenda ini untuk melihat kesiapan SDM kita itu sampai dimana," ujar Prahoro.
Ajang Human Capital Summit ini merupakan langkah nyata Kementerian ESDM dalam hal ini BPSDM Kementerian ESDM untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) dengan mengutamakan sinergitas antarinstitusi.
"Satu poin penting untuk bersama-sama berkolaborasi semua stakeholder untuk bersama-sama berbicara kesiapan human capital yang ada. Kalau kita sudah melihat tidak ada lagi eranya kita jalan-jalan sendiri yang dipentingkan adalah eranya berkolaborasi. Jadi diperlukan kolaborasi yang cantik yang apik yang bisa membawa kita semuanya bersama-sama salah satu point penting," jelas Prahoro.
"Jadi pada kesempatan hari ini kita mengajak semuanya, semua stakeholder dari policy maker, industri, komunitas, akademisi, dan tentunya kawan-kawan dari media untuk melihat bagaimana kita bisa mempersiapkan menuju NZE seperti yang kita cita-citakan," jelasnya lagi.
Acara HC Summit ini dibagi menjadi tiga breakout room, dengan Breakout Room I mengangkat tema terkait Carbon Reduction Efforts in Oil & Gas Sector, Breakout Room II mengangkat Carbon Reduction Efforts in Mining Sector, dan Breakout Room III mengangkat Future Clean Energy. Hadir sebagai narasumber yaitu dari Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi, Dirjen Minerba, Dirjen Ketenagalistrikan, Dirjen EBTKE, serta perwakilan narasumber dari PT Pertamina Persero, International Energy Agency, ERIA, MIND ID, OECD, World Bank, PT PLN, International Renewable Energy Agency (IREN), dan UK Mentari. (*)