
Pada edisi 064 majalah Listrik Indonesia (MLI) yang terbit 25 September 2018, pada rubrik Mancanegara, MLI mengulas Revolusi Energi Jerman di mana kelistrikan Jerman berada di deretan yang paling andal di dunia. Perlahan, Jerman mulai meninggalkan bahan bakar fosil dan energy nuklirnya untuk beralih memanfaatkan potensi energy terbarukan. Bahkan, kini menjadi negara pertama dengan penggunaan energi terbarukan terbesar di dunia.
Dalam kutipan pada edisi itu, Jerman telah berjanji untuk mengurangi emisi karbonnya sebesar 40%, salah satu target paling berani di dunia. Jerman sedang mengalami pertumbuhan berkelanjutan dalam pembangkit listrik terbarukan. Pada 2017, 33,3% dari semua daya yang dihasilkan berasal dari sumber energi terbarukan, sebagian besar dari biomassa, tenaga angin, tenaga air dan energi matahari. Dalam revolusi energy ini, Jerman tak hanya beralih ke energi terbarukan, namun teknologinya juga diperbarui sehingga lebih efisien.
Dirilis esdm.go.id, Rida Mulyana Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) menyampaikan, Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan Jerman di sektor energi terbarukan, sebagai bentuk upaya meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 99,9% pada 2019 dengan memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan untuk menjamin keberlanjutan dan keterjangkauan energi.
Lebih lanjut Rida mengatakan, untuk mencapai target 23% energi baru dan terbarukan (EBT) pada bauran energi tahun 2025, bahwa Pemerintah Indonesia memerlukan dukungan dan kerja sama dari negara-negara yang telah maju dalam pengembangan energi terbarukan. Dukungan tersebut dapat berupa pendanaan, pengembangan teknologi, peningkatan kapasitas, dan masukan untuk pengembangan kebijakan energi terbarukan di Indonesia. Jerman adalah salah satu mitra penting bagi Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan energi terbarukan. Kerja Sama antara Indonesia dan Jerman di sektor energi terbarukan sudah sangat lama dan berjalan sangat baik selama 25 tahun.
Pada acara Indonesian-German Renewable Energy Day di Jakarta, Rabu (21/11). Dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU), antara AESI (Asosiasi Energi Surya Indonesia) dan PPLSA (Perkumpulan Pengguna Listrik Surya Atap) dengan BSW (Bundesverband Solarwirtschaft e.V.) dari Jerman yang bergerak pada pengembangan PLTS Atap/rooftop. MoU tersebut adalah langkah awal perencanaan kerjasama lebih lanjut antara Asosiasi Indonesia dan Jerman terkait peningkatan kapasitas SDM asosiasi, pengembangan pedoman standar keselamatan dan penerapan teknologi serta advokasi dalam kebijakan, peraturan dan insentif energi terbarukan.
"Saya berharap program kerjasama Indonesia-Jerman dapat membantu kami mengatasi tantangan dalam mengembangkan energi terbarukan dan meningkatkan kapasitas kami untuk mencapai target terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025,"harap Rida Mulyana. (GC)
0 Komentar
Berikan komentar anda