
Listrik Indonesia | Indonesia dianugerahi kekayaan sumber panas bumi (geothermal) yang cukup berlimpah dengan potensi mencapai 24.000 megawatt (MW), terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat 50.000 – 200.000 MW.
Sementara itu, kapasitas terpasang geothermal di Indonesia baru sebesar 2.131 MW atau 8% dari potensi tersebut. Demikian juga dengan AS yang baru memanfaatkan sumber panas buminya sebesar 2.500 MW.
Berdasarkan data The International Renewable Energy Agency (IRENA), total kapasitas terpasang dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di dunia sebesar 14.000 MW atau hanya 0,6% dari potensi yang ada sebesar 2.537 GW.
Amerika Serikat menjadi negara dengan kapasitas PLTP terbesar di dunia yang mencapai 2.500 MW per 2019. Padahal, AS memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia yang mencapai 50.000.
Indonesia memiliki kekayaan geothermal luar biasa. Saat ini terdapat 3 badan usaha milik negara (BUMN) yang mengelola panas bumi, yaitu PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha PT Pertamina (Persero), PT PLN Gas and Geothermal (PLNGG), anak usaha PT PLN (Persero), dan PT Geo Dipa Energi (Persero) di bawah Kementerian Keuangan.
Geothermal Pertamina
PGE memiliki beberapa anak usaha yang mengoperasikan PLTP. Saat ini PGE mengelola 14 wilayah kerja panas bumi (WKP) dengan total kapasitas terpasang 672 MW (own operation) dan 1.205 MW (joint operation contract). Kapasitas PLTP 672 MW (own operation) dibangkitkan dari 6 area, yaitu Kamojang 235 MW (Jawa Barat), Lahendong 120 MW (Sulawesi Utara), Ulubelu 220 MW (Lampung), Sibayak 12 MW (Sumatera Utara), Karaha 30 MW (Jawa Barat), dan Lumut Balai 55 MW di (Sumatera Selatan).
Sementara itu, joint operation contract (JOC) sebesar 1.205 MW terdiri atas 3 JOC yang dilaksanakan oleh Star Energy (Lapangan Wayang Windu, Darajat dan Gunung Salak, yang semuanya berada di Jawa Barat) dan 1 JOC yang dilaksanakan oleh Sarulla Operation (lapangan Sarulla di Sumatera Utara).
Saat ini, PGE juga menjalankan 3 proyek pengembangan panas bumi, yaitu Lumut Balai Unit 2 (55 MW) di Sumatera Selatan, Hululais Unit 1&2 (2x55 MW) di Lebong, Bengkulu, dan PLTP Sungai Penuh Unit 1 (55 MW) di Kerinci, Jambi.
Pertamina mengalokasikan dana investasi sekitar US$2,68 miliar sampai 2026 untuk mencapai installed capacity 1.112 MW.
Geothermal PLN
Total kapasitas PLTP yang dikelola oleh PLN sebesar 1.020 MW, yang terdiri atas dua skema pengembangan PLTP PLN.
Pertama, dari sisi hulu. PLN membeli uap dari pemilik wilayah kerja panas bumi (WKP) dan membangkitkan listrik dengan membangun dan mengoperasikan pembangkit dengan total kapasitas 670 MW. PLTP yang masuk dalam skema ini adalah 6 WKP PT Pertamina (Persero), yaitu Kamojang kapasitas 150 MW di Jawa Barat, Lahendong 80 MW di Sulawesi Utara, Salak 80 55 MW di Jawa Barat, Darajat 165 MW di Jawa Barat, Ulubelu 110 MW di Sumatera Selatan, dan Hululais 110 MW di Bengkulu.
Kedua, dari sisi hulu dan hilir. Sesuai dengan jumlah penugasan WKP, yaitu 11 WKP dengan total kapasitas 370 MW. Salah satu di antaranya yakni WKP Ulumbu Unit 1 – 4 telah COD di 2011 dengan total kapasitas 10 MW.
Satu WKP PLN yaitu PLTP Ulumbu Unit 1 – 4 sebesar 10 MW telah beroperasi komersial untuk melistriki sistem Flores. Adanya potensi pengembangan di area tersebut mencapai 20 MW yang saat ini dalam tahap pengembangan termasuk di lokasi Mataloko.
PLN juga ditugaskan untuk mengembangkan WKP lainnya yang tersebar total sebesar 370 MW, yang saat ini menuju proses eksplorasi, a.l persiapan pengeboran eksplorasi dan beberapa masih proses Pra Studi Kelayakan (survei permukaan), yaitu WKP Tulehu, WKP Ulumbu, WKP Mataloko, WKP Atadei, WKP Songa Wayau, WKP Tangkuban Parahu, Ungaran, Kepahiang, Oka Ile Ange, Sirung, Danau Ranau.
Dalam salah satu program transformasi PLN adalah Green, yaitu transisi pemanfaatan energi bersih dan ramah lingkungan geothermal menjadi salah satu sumber energi bersih yang mengisi bauran energi. Di dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) sampai 2024 dan Large Renewables 2025, dicanangkan pengembangan total PLTP sebanyak 35 proyek dengan total pengembangan sampai 1.150 MW. Dengan adanya Perpres EBT yang sedang dimatangkan oleh Pemerintah, diharapkan program geothermal dapat dieksekusi sesuai dengan rencana.
Melalui anak usaha PLN, PT PLN Gas and Geothermal yang sedang mengerjakan proyek PLTP Ulumbu dan PLTP Mataloko yang akan dilakukan pengeboran sumur produksi dalam waktu dekat dengan target kapasitas masing-masing sebesar 20 megawatt (MW). Sementara itu, WKP yang masih dalam tahap studi geoscience dan direncanakan untuk eksplorasi adalah 11 WKP yang telah ditugaskan pemerintah ke PLN. WKP itu adalah WKP Ungaran, WKP Wilis, Cisolok Sukarame, Kapahiang, Danau Ranau, WKP Gunung Geurodong, Atadei, Songa Wayaua, Oka Ile Ange, WKP Gunung Sirung, dan WKP Talaga Ranu.
Geothermal Geo Dipa
PT Geo Dipa Energi (Persero) memiliki PLTP Patuha berkapasitas 60 MW dan PLTP Dieng berkapasitas 60 MW. Selain itu, Geo Dipa agresif ekspansi geothermal. Geo Dipa sedang mengembangkan PLTP Patuha Unit 2&3 serta PLTP Dieng Unit 2&3 yang membutuhkan dana investasi sangat besar, yaitu mencapai sekitar Rp10 triliun.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah membentuk holding BUMN Panas Bumi (Geothermal). Rencananya holding tersebut akan diisi oleh tiga perusahaan plat merah yang selama ini menggarap bidang pengembangan dan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP).
Geo Dipa aktif mengembangkan geothermal, melalui pengembangan PLTP Patuha-2 dan PLTP Dieng-2. Geo Dipa juga melakukan inisiasi pengembangan dan kerja sama joint venture pengembangan Candradimuka dan binary Dieng dengan PLN, kerja sama dengan Bank Dunia terkait government drilling. Memiliki rencana penngembangan PLTP sepanjang 2020—2022, termasuk pengembangan Dieng-3 dan Patuha-3 yang ditargetkan dimulai pada 2025 serta PLTP Arjuno dan PLTP Umbul.
Produksi listrik geothermal terus meningkat mencapai total 754 GWh sepanjang 2019 dari PLTP Patuha dan PLTP Dieng. Dari sisi kinerja keuangan, Geo Dipa membukukan laba bersih pada 2019 sebesar Rp143 miliar.
Holding
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Pahala N. Mansury mengungkapkan bahwa pemerintah berencana untuk membentuk holding BUMN geothermal, yaitu PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Geo Dipa Energi (Persero), dan PT PLN Gas dan Geothermal.
"Kami memang memiliki rencana untuk menggabungkan aset geothermal dari ketiganya. Institusi gabungan nanti akan dimiliki bersama Pertamina, PLN dan pemerintah sehingga bisa diperoleh sinergi yang optimal," kata Pahala.
Dia menilai melalui holding akan ada integrasi dari keunggulan pengembangan (drilling), transmisi energi ke pengguna, maupun dari sisi pendanaan. Lebih lanjut, Pahala mengklaim bahwa holding ini akan menjadi perusahaan dengan kepemilikan kapasitas PLTP terbesar di dunia.
"Gabungan perusahaan geothermal akan menjadi terbesar di dunia dalam installed capacity pembangkit geothermal. Ini merupakan inisiatif pengembangan baru dan terbarukan," sambung Pahala.
0 Komentar
Berikan komentar anda