Pada kesempatan itu, Bahlil berharap bahwa dari kegiatan ini akan tercipta kolaborasi yang berujung pada meningkatnya arus investasi ke Indonesia. Khususnya dalam meningkatkan nilai tambah komoditas (hilirisasi).
Sementara itu Ketua Panitia Indonesia-China Smart City Technology & Investment Expo 2023 Ben Yura Rimba dalam
konferensi pers, mengatakan bahwa kota-kota di Indonesia dalam 10 hingga 15 tahun ke depan harus go smart. “Smart city ini memiliki makna yang luas sekali. Mulai dari taman kota, layanan kesehatan, layanan kota, dan sebagainya,” katanya di hadapan awak media.
Terkait dengan isu IKN (Ibu Kota Nusantara), kata Ben, hanyalah pemantik dari ide untuk menyelenggarakan pameran ini. ”IKN ini kan memang eye catching, terus memang ada begitu banyak fokus-fokus yang lain sebenarnya. Kenapa misalnya kita tidak bicara pameran tambang dan lainnya, karena memang awalnya kita itu fokus ke kalangan menengah ke bawah,” jelas Ben.
Jadi, kata Ben, pemilihan smart city ini sebagai salah satu awal pemikiran. Ke depan pihaknya dan KIKT akan melanjutkan program sejenis dalam kurun waktu enam bulan ke depan atau tahun depan. “Jadi untuk awal ini memang kita memilih arah programnya yang banyak daerah-daerah terlibat,” katanya.
Menyoal peluang pameran investasi di sektor energi terbarukan (ET) Ben tidak menutup pintu hal itu bis diselenggarakan. “Sekarang kita untuk solar cell kita masih impor dari China, padahal mereka itu mau buka pabriknya di sini. Nah ini tinggal dikawinkan dengan Pemda, melalui KIKT,” terang Ben mantap.
Ben juga menjelaskan bahwa masih banyak lagi yang bisa dilakukan ke depan. “Termasuk soal energi listrik atau energi terbarukan, nanti kita bicarakan,” ujarnya.