
Trevor Matheson, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia menyampaikan, renewable energy di Selandia Baru saat ini sudah mencapai 80%, dan ditargetkan pada 2025 akan menjadi 100%.
“Pemerintah Selandia Baru memandang Indonesia sebagai partner yang sejajar dengan negara lainnya seiring dengan semakin meningkatnya perekonomian Indonesia," ujar Trevor.
Program ini merupakan pelaksanaan tahun kedua di mana sebelumnya 24 peserta dari Indonesia mengikuti kegiatan Geothermal Project Management pada 2017, dengan biaya full short term training scholarships dari Pemerintah Selandia Baru. Para peserta terpilih dari perwakilan beberapa instansi seperti badan usaha sub sektor panas bumi, universitas, dan Bappenas.
Pada 2018 ini Indonesia akan menjadi negara kedua terbesar setelah Amerika Serikat, sebagai penghasil energi listrik panas bumi dengan total kapasitas mencapai sekitar 2.023,5 MW setelah beroperasinya PLTP Sibuai-buai Sarula Unit 3, 110 MW, PLTP Lumut Balai 55 MW, PLTP Sorik Marapi Modular 20 MW, Sokoria Unit 1 5 MW dan Lahendong Binary 5 MW.
Melalui program pelatihan ini, diharapkan peserta dapat memahami bagaimana me-manage proyek panas bumi, baik dari aspek geoscience hingga keuangan proyek. (GC/f)
0 Komentar
Berikan komentar anda