Kinerja Positif ANTAM 1Q21 dengan Laba Tahun Berjalan Rp630,38 M

Listrik Indonesia | PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) mengumumkan pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan Perusahaan yang positif pada periode Triwulan Pertama Tahun 2021 (1Q21). Capaian kinerja positif tersebut merupakan hasil dari penerapan protokol kesehatan yang tepat dan konsisten di area kerja tambang, pabrik pengolahan, dan perkantoran dalam menjaga kesehatan para pekerja di tengah pandemi Covid-19.
Selain itu, peningkatan nilai tambah produk, optimalisasi tingkat produksi, penjualan, dan implementasi pengelolaan biaya yang tepat dan efisien memberikan kontribusi yang mendukung pertumbuhan kinerja positif Perusahaan.
Kinerja operasi dan keuangan ANTAM yang solid tercermin dari capaian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada 1Q21 sebesar Rp1,24 triliun. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan capaian EBITDA pada Triwulan Pertama Tahun 2020 (1Q20) sebesar Rp34,13 miliar atau tumbuh 36 kali. Pertumbuhan EBITDA yang positif terutama didukung oleh kinerja operasi dan penjualan komoditas utama ANTAM yang solid serta peningkatan efisiensi biaya, sehingga tercapai biaya tunai operasi ANTAM yang optimal.
Pertumbuhan profitabilitas ANTAM pada 1Q21 tercermin pada capaian laba kotor sebesar Rp1,63 triliun, tumbuh 189% dari capaian laba kotor pada 1Q20 sebesar Rp561,82 miliar. Sementara itu capaian laba usaha Perusahaan pada 1Q21 tercatat sebesar Rp793,89 miliar, melonjak 477% dibandingkan 1Q20 sebesar Rp137,54 miliar. Faktor pendukung tercapainya peningkatan ini adalah pertumbuhan tingkat penjualan serta pengelolaan biaya beban pokok penjualan dan usaha yang optimal. Pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha mendukung capaian laba tahun berjalan 1Q21 ANTAM sebesar Rp630,38 miliar, naik dari rugi 1Q20 sebesar Rp281,84 miliar.
Implementasi strategi operasional yang tepat mendukung pertumbuhan profitabilitas seluruh segmen operasi utama ANTAM yang berbasis pada komoditas nikel, emas, dan bauksit. Hal tersebut tercermin pada posisi arus kas bersih perusahaan yang diperoleh dari aktivitas operasi pada 1Q21 sebesar Rp1,88 triliun, tumbuh signifikan dibandingkan 1Q20 sebesar Rp18,87 miliar. Pertumbuhan arus kas bersih dari aktivitas operasi tersebut memperkokoh perolehan kenaikan bersih arus kas dan setara kas ANTAM pada 1Q21 yang mencapai Rp1,26 triliun, meningkat dari 1Q20 sebesar Rp546,16 miliar, sehingga memperkokoh struktur keuangan ANTAM yang tercermin dari saldo kas dan setara kas pada 1Q21 sebesar Rp5,33 triliun.
Kinerja Produksi dan Penjualan Komoditas ANTAM 1Q21
Pada tahun 2021, ANTAM berfokus pada strategi untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk emas dan bijih nikel ANTAM, seiring dengan pertumbuhan tingkat penyerapan pasar dalam negeri. Pada 1Q21, total penjualan bersih ANTAM tercatat sebesar Rp9,21 triliun, meningkat 77% dibandingkan periode 1Q20 sebesar Rp5,20 triliun. Penjualan bersih domestik menjadi penyumbang capaian yang dominan sebesar Rp7,45 triliun atau 81% dari total penjualan bersih ANTAM.
Berdasarkan segmentasi komoditas, penjualan emas menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih sebesar Rp6,59 triliun (72%), disusul feronikel yang mencatatkan penjualan sebesar Rp1,23 triliun (13%), bijih nikel sebesar Rp950,01 miliar (10%), serta segmen bauksit dan alumina sebesar Rp365,81 miliar (4%).
Pada tahun 2021, ANTAM berfokus dalam pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan permintaan emas di pasar domestik.
Kinerja penjualan emas ANTAM pada 1Q21 mencapai 7.411 kg (238.269 troy oz), meningkat 45% dari capaian 1Q20. Sementara itu pada 1Q21 ANTAM mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 289 kg (9.292 troy oz). ANTAM terus melakukan inovasi penjualan produk emas Logam Mulia dengan mengedepankan mekanisme transaksi penjualan dan buyback emas secara online.
Melalui jaringan Butik Emas Logam Mulia yang tersebar di 11 kota di Indonesia dan kegiatan pameran di beberapa lokasi, ANTAM menjalankan kegiatan operasi dan penjualan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Segmen nikel mencatatkan pencapaian kinerja yang positif pada 1Q21. Volume produksi feronikel ANTAM pada 1Q21 tercatat sebesar 6.300 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan tingkat penjualan feronikel sebesar 5.624 TNi. Penjualan feronikel pada 1Q21 sebesar Rp1,23 triliun, naik 27% dibandingkan periode 1Q20 sebesar Rp965,95 miliar. Sementara itu untuk komoditas bijih nikel, pada 1Q21 volume produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku feronikel ANTAM dan penjualan kepada pelanggan domestik tercatat sebesar 2,64 juta wet metric ton (wmt), meningkat signifikan 319% dibandingkan 1Q20 sebesar 629 ribu wmt. Sedangkan volume penjualan bijih nikel ke pasar domestik mencapai 1,60 juta wmt pada 1Q21.
Untuk bauksit, pada 1Q21 ANTAM mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 557.354 wmt dengan capaian total volume penjualan bauksit mencapai 384.785 wmt. Sementara itu volume produksi CGA ANTAM mencapai 15.315 ton alumina dengan tingkat penjualan CGA mencapai 36.098 ton alumina atau tumbuh 50% dibandingkan capaian 1Q20.
Pengembangan Hilirisasi ANTAM
Terkait dengan proyek pengembangan usaha, saat ini ANTAM sedang menyelesaikan tahap konstruksi proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara yang memiliki kapasitas terpasang sebesar 13.500 TNi per tahun. Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Perusahaan terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun. (TS)
0 Komentar
Berikan komentar anda