
Listrik Indonesia | Sebagai upaya untuk terus menjalin komunikasi dan mempererat relasi dengan rekan-rekan media di tengah era adaptasi kebiasaan baru ini, Signify Indonesia mengadakan virtual gathering bertajuk “Ngobrol Santai Bersama Signify Indonesia”.
Dalam kesempatan ini, Rami Hajjar, Country Leader Signify Indonesia, menegaskan kembali komitmen Signify sebagai pemimpin di bidang pencahayaan di Indonesia, untuk terus berkontribusi bagi tanah air.Di tengah pandemi ini, Signify tetap optimis terhadap bisnis dan kinerjanya, sambil membantu masyarakat Indonesia untuk beradaptasi di era kebiasaan baru ini.
“Signify telah membawa rangkaian produk pencahayaan desinfeksi UV-C untuk konsumen rumah tangga dan penggunaan profesional, demi membantu menyediakan lingkungan yang lebih aman bagi masyarakat,” ujar Rami.
Rami menabahkan, lampu Philips UV-C desk lamp merupakan pencahayaan UV-C pertama dari Signify yang diperuntukkan bagi konsumen rumah tangga. “Produk ini mudah digunakan, dengan panel kontrol ringkas dan dilengkapi panduan suara internal. Dalam hitungan menit, lampu Philips UV-C desk lamp dapat secara efektif melumpuhkan virus, bakteri, jamur, dan spora yang dapat menimbulkan bahaya tak terlihat di rumah,” jelas dia.
Sementara untuk pasar professional, Signify membawa rangkaian solusi desinfeksi udara dan permukaan, yaitu lampu UV-C untuk desinfeksi udara (sekolah, perkantoran, toko ritel dan tempat tinggi kontak lainnya) dan lampu UV-C untuk desinfeksi ruangan (permukaan bidang atau benda di perkantoran, sekolah, maupun kamar kecil), dan UV-C trolley yang bisa didorong masuk ke kamar hotel atau digunakan untuk mendesinfeksi alat transportasi umum seperti bus dan kereta.
“Produk-produk ini dilengkapi sensor dan kontrol yang memastikan produk hanya beroperasi ketika tidak ada manusia maupun hewan di dalam ruangan,” kata dia.
Dari sisi bisnis sendiri, permintaan atas produk UV-C Signify memang melesat menyusul tingginya kebutuhan masyarakat akan alat desinfeksi yang andal dan aman. Namun lebih dari itu, Rami menekankan pentingnya kepedulian dari para stakeholders dan pengambil keputusan untuk bersama-sama menciptakan standar keamanan untuk mendukung perlindungan masyarakat dalam era adaptasi kebiasaan baru ini, terutama di ruang publik dan area tinggi kontak lainnya, dimana penggunaan teknologi UV-C merupakan salah satu alternatif solusinya.
Masih terkait era kebiasaan baru, semakin banyak orang yang bekerja dari rumah juga mendorong transisi menuju pencahayaan pintar di rumah. Hal ini terlihat dari meningkatnya permintaan terhadap Philips Smart Wi-Fi LED, rangkaian pencahayaan berbasis IoT yang dapat disambungkan dengan jaringan Wi-Fi yang sudah ada dan dikontrol melalui WiZ app pada smartphone. Dengan Philips Wi-Fi, pengguna dapat mengubah warna dan suasana ruang sesuai dengan kebutuhan mereka agar tidak jenuh dan tetap nyaman di rumah.
Rami memberi contoh pengalamannya mengatur pencahayaan sesuai dengan kebutuhan bekerja dan beristirahat. Di pagi hari, saat harus produktif selagi bekerja dari rumah, Rami menggunakan pencahayaan yang lebih kuat dengan warna lampu putih dingin untuk membantunya fokus. Menjelang malam, pencahayaan diatur menjadi lebih redup dan hangat sehingga membantu melepas penat selepas kerja. Ketika sudah rileks, maka kualitas tidur juga akan lebih baik, sehingga badan kembali segar saat bangun di pagi hari.
Mempertegas komitmennya di Indonesia, Signify juga membuka fasilitas untuk luminer cetak 3D. Fasilitas ini juga beroperasi sebagai hub untuk kawasan Asia Pasifik. Fasilitas ini memungkinkan pelanggan menciptakan luminer lampu LED sesuai keinginan mereka, sementara Signify dapat mendaur ulang dan mencetak ulang luminer dengan cara yang jauh lebih berkelanjutan, sehingga sama-sama menguntungkan bagi pelanggan dan lingkungan.
Selanjutnya, Signify juga berencana membawa solusi pencahayaan untuk bidang agrikultur ke Indonesia, yaitu teknologi pencahayaan holtikultura dan pencahayan ternak unggas. “Di tahun 2021, pencahayaan agrikultur ini akan menjadi salah satu fokus bisnis Signify di samping luminer cetak 3D serta pencahayaan desinfeksi UV-C yang masih terus dibutuhkan untuk mendukung upaya melindungi masyarakat dari mikro-organisme berbahaya, tak hanya SARS-CoV-2 virus penyebab COVID-19, tapi juga berbagai virus lainnya termasuk tuberculosis yang banyak terdapat di Indonesia,” pungkas Rami. (TS)
0 Komentar
Berikan komentar anda