
Listrik Indonesia | Lesunya konsumsi listrik di Tiongkok berdampak pada minimnya permintaan batu bara, sehingga Harga Batubara Acuan (HBA) tercatat mengalami penurunan sebesar US$3,3 per ton.
Tercatat pada perdagangan bulan Maret 2021 HBA mengalami penurunan menjadi US$84,49 per ton atau turun US$3,3 per ton. Penurunan HBA ini merupakan kali pertama dalam lima bulan terakhir setelah mengalami kenaikan cukup signifikan akibat tekanan kuat akibat pandemi Covid-19, yaitu Oktober 2020 (USD51/ton), November 2020 (USD55,71/ton), Desember 2020 (USD59,65/ton), Januari (USD75,84/ton), dan Februari (USD97,79/ton).
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, penurunan konsumi listrik dibarengi dengan kebijakan untuk meningkatkan produksi batu bara domestik di negara - negara tujuan ekspor. Baik Pemerintah Tiongkok dan India mendorong peningkatan produksi batu bara dalam negeri untuk mengimbangi kebijakan relaksasi impor batu bara kedua negara tersebut.
"Setelah berakhirnya perayaan tahun baru imlek dan menjelang berakhirnya musim dingin, konsumsi listrik di pusat - pusat bisnis Tiongkok mulai lesu," katanya.
Di samping faktor demand and supply, perhitungan nilai HBA sendiri diperoleh dari rata-rata empat indeks harga batubara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya. Nilai HBA bulan Maret ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel). (Cr)
0 Komentar
Berikan komentar anda