Renewable Energy ENERGY PRIMER
Trending

Listrik Indonesia Diskusi Ringan dengan Tamaris Hidro

Listrik Indonesia Diskusi Ringan dengan Tamaris Hidro
Managing Director Listrik Indonesia Irwadhi Marzuki (kiri), Chief Investment Officer Tamaris Adi Dharmanto (tengah), Priyo Kristanto, VP GM Business Development Tamaris saat berdiskusi soal PLTMH di kantor PT Tamaris Hidro, Selasa (30/3). Foto: Zuchri

Listrik Indonesia | Listrik Indonesia berkunjung ke kantor PT Tamaris Hidro untuk diskusi ringan tentang pengembangan pembangkit listrik tenaga mini hidro di Indonesia yang merupakan energi terbarukan dan ramah lingkungan pada hari ini, Selasa (30/3/2021).

Managing Director Listrik Indonesia disambut oleh Chief Investment Officer Tamaris Adi Dharmanto dan Priyo Kristanto, VP GM Business Development PT Tamaris Hidro.

Tamaris Hidro merupakan pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) yang fokus mengembangkan pembangkit mini hidro dengan memanfaatkan aliran sungai (run of river).

Adi menjelaskan bahwa Tamaris tidak sekadar berbisnis listrik, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat di wilayah pelosok atau perdesaan yang selama ini belum teraliri listrik.

“Melalui proyek PLTMH, multiplier effect yang dinikmati warga sekitar sangat besar, seperti aliran listrik, tenaga kerja, dan perekonomian sekitar mulai terangkat. Jadi, tidak sekadar bisnis listrik, tetapi ketika proyek PLTMH ini memberikan dampak berganda, kami sangat senang. Selain tentunya warga setempat yang sebelumnya tidak teraliri listrik, kini bisa menikmati listrik,” ujarnya, Selasa (30/3/2021).

Adi menuturkan ketika Tamaris membangun PLTMH di Kabupaten Pekalongan, di sebuah desa yang selama ini belum teraliri listrik. Warga sangat antusias karena berharap listrik bisa dinikmatinya dari PLTMH yang sedang dibangun oleh Tamaris.

Selain itu, warga ikut dalam pembangunan pembangkit mini hidro tersebut. Bahkan, ada warga yang membeli pick up untuk mengangkut material bangunan, ada yang menjadi buruh, dan lainnya. Selain bekerja untuk mendapatkan uang, warga antusias karena berharap konstruksi pembangkit itu cepat selesai sehingga dapat menikmati aliran listrik.

“Pada saat COD, kami menyiapkan water intake, kolam penampung air sudah penuh, warga berkumpul di power house kami. Kemudian kami mengoperasikan PLTMH dan lampu menyala. Saat itu juga warga langsung bergembira dan bertepuk tangan. Ini suatu kepuasan luar biasa bagi saya,” tuturnya.

Selain di Pekalongan, Tamaris mengerjakan proyek pertamanya di Lombok, Nusa Tenggara Barat yang mampu beroperasi secara komersia (commercial operate date/COD) tepat waktu pada 2013, yaitu proses konstruksi selama 23 bulan.

Pada saat akan membangun PLTMH Segara di Lombok, Tamaris menemukan hal yang menarik, yaitu tidak ada akses. Oleh karena itu, akhirnya Tamaris membangun jalan sepanjang 6 km di kawasan perkebunan kakao. Masyarakat sekitar pun sangat senang karena memilkiki akses jalan tersebut. Selain itu, 60% pekerjanya adalah ibu-ibu.

Setelah hadirnya PLTMH Segara, menyusul pembangunan 2 sekolah, 4 ritel modern, 2 masjid, sehingga desa di sekitar pembangkit menjadi berkembang. Hal itu yang membuat Tamaris sangat menikmati pembangunan PLTMH karena bukan sekadar listrik, tetapi beyond listrik.

Hanya dalam waktu 9 tahun sejak berdiri pada 5 Oktober 2011, Tamaris Hydro mampu membangun 10 unit pembangkit mini hidro dengan total kapasitas 100,8 MW, sebuah komitmen besar dalam mendorong bauran energi bersih di Tanah Air. Saat ini, perusahaan juga sedang membangun 2 unit pembangkit mini hidro di Sumatera Utara dan Lampung dengan total kapasitas 17 MW.

Mengusung motto “Flowing & Energizing”, perusahaan ini memanfaatkan sumber daya alam berupa aliran sungai (run of river) untuk diubah menjadi listrik yang memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Perusahaan ini juga tak sekadar berbisnis listrik, tetapi lebih dari itu, yaitu multiplier effect bagi masyarakat di sekitar proyek yang menjadi “The Real Value of Mini Hydro”.

Irwadhi menambahkan bahwa PLTMH merupakan energi bersih yang memberikan dampak positif bagi lingkungan. Selain itu, katanya, PLTMH akan mendukung target pemerintah dalam meningkatkan bauran energi bersih sebesar 23% pada 2025.

“PLTMH ini memberikan dampak besar, melistriki wilayah pelosok yang selama ini belum teraliri listrik. Selain itu, dengan adanya PLTMH, infrastruktur seperti jalan juga terbangun. Perekonomian wilayah sekitar pembangkit juga kian bergairah, bahkan internet bisa masuk ke wilayah tersebut karena sudah ada listrik. Sangat luar biasa PLTMH ini,” ujar Irwadhi.

Irwadhi menegaskan bahwa para pengembang PLTMH perlu mendapatkan dukungan dari berbagai stakeholder, terutama pemerintah dari sisi regulasi, dukungan PT PLN (Persero), pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak lain.


Related Articles

0 Komentar

Berikan komentar anda

Back to top button