Makin Canggih, IT PLN Kini Punya Laboratorium Gasifikasi Biomassa dan Sampah

Makin Canggih, IT PLN Kini Punya Laboratorium Gasifikasi Biomassa dan Sampah
Direktur Mega Proyek dan EBT Secara Resmi Membuka Laboratorium Gasifikasi Biomassa dan Sampah

Listrik Indonesia | Institut Teknologi PLN atau IT PLN terus memodernisasi dan menambah fasilitas kampusnya. Kali ini secara resmi IT PLN membuka laboratorium gasifikasi biomassa dan sampah, pada Jumat, (29/10/2021).

IT PLN terus berbenah meningkatkan kualitas dan kuantitas kampus, di mana fasilitas yang lengkap akan meningkatkan daya saing mahasiswa yang kelak akan terjun ke dunia kerja. Pada peresmian Laboratorium Gasifikasi Biomassa dan Sampah dalam rangka Hari Listrik Nasional Ke-76. Rektor IT PLN, Prof Iwa Garniwa M, K, MT dalam sambutannya mengatakan, bahwa pengembangan energi baru terbarukan (EBT) menjadi sebuah tuntutan dan PLN dalam RUPTL-nya menekankan pembangunan pembangkit EBT, serta berencana menghapus/faced out pembangunan pembangkit fosil. Maka, sebagai lembaga akademik melihat ini sebuah tantangan untuk menghadirkan bahan baku energi yang dapat diperbarui, sekaligus bisa mengurangi penggunaan batu bara untuk PLTU.

“Ada dua kajian di kita (IT PLN) yaitu Cofiring dan Didieselisasi. Melalui laboratorium ini, kita terus mengembangkan penyiapan energi alternatif masa depan yang berasal dari bahan bakar biomassa dan sampah melalui proses gasifikasi hingga menghasilkan syngas,”ucapnya di gedung IT PLN. Jumat, (29/10/2021).

Syngas yang dihasilkan tersebut digunakan sebagai bahan bakar di furnace sehingga menghasilkan energi panas yang akan dikonversi menjadi energi mekanik di turbin dan dilanjutkan dengan konversi menjadi listrik.

Penyiapan energi alternatif dari biomassa dan sampah melalui gasifikasi ini diterapkan di Laboratorium Gasifikasi Biomassa dan Sampah Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi. Sedangkan, pengolahan biomassa dan sampah menjadi pelet di laksanakan di Waste To Energy Centre Institut Teknologi PLN. Diharapkan skala laboratorium ini dapat dikenal oleh khalayak khususnya PLN Grup sehingga dapat dijadikan salah satu inovasi dalam skala pembangkitan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Mega Proyek dan EBT PLN, Wiluyo Kusdwiharto berujar, di era transisi energi harus diakui bahwa energi fosil mulai ditinggalkan. Bahkan pembiayaan untuk PLTU oleh Bank-bank di dunia dihentikan. Dengan begitu, sangat penting untuk mencari energi alternatif dan energi terbarukan salah satunya Cofiring.

PLN sendiri menargetkan Cofiring di 52 PLTU miliknya. Tahun ini 25 PLTU dan sudah 20 yang berhasil di Cofiring. Sementara itu, kata Wiluyo, target PLN melakuan Cofiring menggunakan biomassa sebesar 570 ribu ton pada tahun ini, tetapi realisasi hanya mencapai 149 ribu ton.

“Kita butuh lebih banyak biomassa untuk dicofiringkan ke PLTU-PLTU milik kami,” ujarnya.

Dirinya merasa bangga dengan IT PLN yang telah mampu mengembangkan energi terbarukan seperti biomassa yang sangat dibutuhkan oleh PLN. "Dengan berkeliling IT PLN membuka mata kita bahwa, lembaga pendidikan IT PLN mampu menjawab tantangan energi,".

Dengan diresmikannya laboratorium baru milik IT PLN, disambut baik oleh Ketua YPK PLN Supriyadi. IT PLN merupakan anak usaha dari YPK PLN. Supriyadi sangat mendukung perubahan-perubahan yang ada di IT PLN. Dirinya berharap IT PLN bisa menjadi barometer dalam memajukan industri ketenagalistrikan.

“Saya ingin ke depan IT PLN bisa membuka jenjang pendidikan hingga S3. YPK PLN saat ini baru mempunyai usaha lembaga pendidikan pada jenjang Taman Kanak-kanak dan Perguruan Tinggi, pastinya kita ingin membuka Sekolah Tingkat Menegah SD, SMP, dan SMA,” cetusnya.

Acara peresmian dilanjutkan dengan pemotongan pita di laboratorium gasifikasi biomassa dan sampah. Selanjutnya, tamu undangan berkeliling IT PLN melihat fasilitas di sana, hingga menuju laboratorium Waste to Energy.

Tentang Laboratorium Gasifikasi Biomassa dan Sampah

Dalam rangka mendukung program pemanfaatan EBT untuk sumber energi listrik, Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi membangun Laboratorium Gasifikasi Biomassa dan Sampah. Sumber energi yang digunakan dalam proses gasifikasi adalah pellet biomassa dan sampah dengan Kapasitas reactor gasifikasi 50-60 m3 /jam, dan temperature operasi atau temperature oksidasi maksimum 950oC. Type reactor gasifier ini adalah downdraft gasifier. Komponen utama laboratorium ini adalah feeder material, reactor gasifikasi, syclon, water srubber, dryfiler, dan storage tank.

Hasil gasifikasi berupa syngas dengan komponen utama CO, H2, CO2, CH4 dan tar dimana tergantung feedstock. Feedstock yang digunakan adalah pelet biomassa dan pelet sampah. Syngas hasil gasifikasi dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar dual-fuel mesin diesel, pengganti bahan bakar gas engine, dan bahan bakar PLTU mini (full firing) PLTU. Laboratorium ini juga dapat dimanfaatkan sebagai lahan untuk penelitian dosen dan mahasiswa yang terkait gasifikasi biomassa dan sampah, sarana praktikum mahasiswa, maupun uji kompetensi pembangkitan khususnya EBT biomassa.

 

 

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

Berita Lainnya

Index