NEWS
Trending

Melihat Langsung Pemulihan Sistem Kelistrikan Palu Akibat Gempa dan Tsunami

Melihat Langsung Pemulihan Sistem Kelistrikan Palu Akibat Gempa dan Tsunami
Syamsul Huda, Direktur Bisnis Regional Sulawesi PT PLN (Persero). (Foto: Irwan Rahman/Listrik Indonesia)
Listrik Indonesia, Palu | Bencana alam gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) beberapa minggu lalu menyebabkan bangunan dan rumah-rumah masyarakat yang tinggal tidak jauh dari pantai porak-poranda hingga rata dengan tanah. Tidak hanya itu, bencana alam tersebut juga menyebabkan sistem kelistrikan Palu mati total, selain itu jaringan komunikasi terputus hingga dan Saluran Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tidak dapat beroperasi.

Dalam kunjungannya ke Palu akhir pekan lalu, Dewan Pakar Majalah Listrik Indonesia, Prof. Herman Darnel Ibrahim beserta tim majalah Listrik Indonesia bertemu dengan Direktur Bisnis Regional PLN Sulawesi, Syamsul Huda, untuk melihat langsung keadaaan pascagempa yang menerjang Kota Palu.

“Sungguh miris kondisi sekitar bibir pantai Kota Palu, puing-puing masih berserakan, bangunan roboh semua, akan tetapi listrik sudah kembali menyala. Saya dapat merasakan bagimana penderitaan masyarakat Palu ketika mengalami kejadian tersebut,” terang Herman Darnel di lokasi, Palu, Sulteng, seperti di tulis (22/10).

Sementara itu, Syamsul Huda mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi kerja cepat yang tim relawan Pasukan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) PLN seluruh Indonesia yang bergerak cepat melakukan pemulihan jaringan kelistrikan.

“Awalnya banyak masyarakat yang skeptis dan menilai bahwa aliran listrik akan menyala dalam beberapa bulan kedepan, namun kenyataannya berkat para relawan PDKB tersebut dalam waktu tiga (3) hari listrik di sebagaian daerah Palu sudah mulai menyala,” ungkap Syamsul.

Dengan listrik menyala ini, lanjut Syamsul, denyut kehidupan masyarakat kembali bergairah, SPBU yang awalnya tidak dapat beroperasi kini dapat beroperasi kembali, lalu jaringan telekomunikasi yang tadinya tidak dapat digunakan kini sudah kembali normal.

Rasanya hanya ucapan syukur dapat keluar dari seluruh relawan PT PLN (Persero) setelah berhasil memulihkan kembali sistem kelistrikan Palu dan sekitarnya.

"Saya sangat berkesan salut sama relawan listrik PLN yang tak kenal lelah bekerja baik siang dan malam, makan seadanya, tidur di halaman kantor, mandi dengan air yang terbatas, seperti ada yang menghipnotis mereka. Semua bekerja penuh semangat tanpa pamrih, kerja sama tim yang luar biasa, saling membantu, tidak ada yang mengeluh dengan segala keterbatasan dan kendala yg ada di lapangan," jelasnya.

Widias Haryadi, salah satu relawan PLN dari Unit Induk Distribusi (UID) Banten, yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaan perbaikan tiang roboh akibat longsor di Desa Eno, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah bersama relawan lainnya mengatakan, dirinya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari relawan PLN yang ditugaskan untuk memulihkan sistem kelistrikan di Palu dan sekitarnya.

“Rasa syukur ini terucap bukan hanya karena besok kami akan pulang bertemu keluarga. Lebih dari itu, kami sangat bersyukur telah menjadi bagian dari relawan yang bertugas memulihkan pasokan listrik di lokasi bencana,” kata Widias.

"Kami melihat dengan jelas dan merasakan sendiri bagaimana suasana pasca bencana gempa juga tsunami di Palu dan sekitarnya. Setiap malam warga sangat merasa ketakutan karena suasana malam yang gelap gulita tanpa adanya listrik," sambungnya.

Ia menambahkan, tidak hanya gelap gulita, puing-puing bekas bangunan juga masih berserakan, terkadang lagi gempa susulan maaih kerap terjadi di Palu. Khawatir dengan adanya gempa susulan, para warga memilih untuk tidur di luar rumah agar dapat terhindar dari adanya gempa susulan tersebut.

"Inilah yang membuat para relawan dengan hati yang ikhlas rela bekerja siang dan malam, bahkan sampai pagi agar listrik cepat menyala dan warga kembali mendapatkan ketenangan," jelasnya.

Tidak hanya Widias Haryadi, relawan lainnya yakni Kenken Wihadi, dari PDKB UP3 Tegal yang ikut bertugas mengungkapkan, dirinya rela meninggalkan keluarganya untuk menjadi relawan demi memulihkan system kelistrikan Palu, Sulteng.

“Kami datang bukan untuk berwisata. Kami dikirim ke sini (Palu) untuk membantu memulihkan kondisi kelistrikan pasca gempa dan tsunami yang melanda. Rasa khawatir saya hilang, karena saya sadar bahwa ini merupakan salah satu kewajiban, kewajiban untuk ikut berkontribusi dalam pemulihan kelistrikan di Palu dan Donggala yang sekaligus kewajiban untuk membantu sesama,” ungkap Kenken.

“Di Palu, kami ditempatkan di basecamp di Rayon Palu Kota. Kami bertugas melakukan pemulihan jaringan berupa perbaikan SR, perbaikan trafo hingga perbaikan tiang roboh. Kegiatan tersebut menjadi aktifitas harian kami, dari pagi hingga sore hari, bahkan sampai malam,” jelasnya kembali.

Beberapa kali dirinya sempat merasakan gempa susulan selama bertugas di Palu. Namun, semua lelah terbayar dikala listrik kembali menyala, dan di saat itu juga terpancar senyuman dari warga yang senang karena dapat kembali menikmati listrik.

“Rasa lelah berbuah indah, inilah satu titik ‘terang’ yang kami berikan untuk Palu dan Donggala. Semoga kelistrikan di Palu dan Donggala dapat segera pulih 100%. Terima kasih untuk PLN yang telah memberikan saya dan rekan-rekan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman baru yang sangat berharga,” tandasnya. (IRN)

Related Articles

0 Komentar

Berikan komentar anda

Back to top button