Renewable Energy
ENERGY PRIMER
NEWS
Trending
Memahami Sistem Pembangkit Surya 'On-Grid' dan 'Off-Grid'

Kekeliruan instalasi berdasar survei di beberapa provinsi [Foto: Dok. LISTRIK INDONESIA]
Listrik Indonesia - Seorang peserta webinar Badan Kejuruan Teknik Fisika PII (Persatuan Insinyur Indonesia) mengajukan pertanyaan. Ditujukan kepada pemateri Hermawan Febriansyah, peneliti standardisasi BSN (Badan Standardisasi Nasional).
Webinar bertema Pengembangan Energi Surya di Indonesia itu diikuti dua ratus peserta webinar dari berbagai kalangan pada Rabu (7/4/2021).
Penanya, pemilik pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala rumahan, itu bertanya apakah pembangkitnya yang on-grid? harus diurus sertifikasi SNI-nya. PLTS-nya sudah beroperasi baik beberapa tahun.
SNI (Standar Nasional Indonesia) merupakan satu-satunya standar yang berlaku di Indonesia bagi berbagai produk, termasuk komponen PLTS. Rumusan standar ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Nah, LISTRIK INDONESIA kali ini berbagi informasi seputar sistem on-grid dan off-grid pada PLTS.
Membicarakan pembangkit berbasis tenaga matahari pasti menyinggung komponen fotovoltaik. Penggunaan komponen vital PLTS ini semakin ramai seiring semakin terbukanya akses dan harga yang cenderung turun.
BACA JUGA: Standardisasi PLTS Bermanfaat Bagi Pengusaha dan Konsumen
Tak heran bila penggunaan fotovoltaik di atas atap (rooftop solar) maupun di atas tanah (ground mounted) semakin meningkat secara global, termasuk di Indonesia.
Bagi Anda yang berencana melakukan instalasi PLTS di rumah, di kantor, atau di tempat usaha maka perlu memahami perbedaan sistem panel surya on-grid dan off-grid. Termasuk beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum dan saat instalasi.
On-Grid?
Penjelasan sederhananya, sistem on-grid merupakan rangkaian fotovoltaik yang hanya menghasilkan daya ketika jaringan daya utilitas (PLN) tersedia. Sistem ini harus terhubung ke grid agar berfungsi.
Sistem ini dapat mengirim kelebihan daya yang dihasilkan kembali ke jaringan ketika sel surya memproduksi daya berlebih sehingga ada surplus untuk digunakan nanti.
Sistem ini paling sederhana. Biaya instal energi panel surya ini lebih hemat dibanding memakai sistem off-grid. Namun, perlu dicatat, sistem on-grid tidak memberikan daya cadangan selama pemadaman jaringan.
Faktor yang perlu diperhatikan untuk memasang sistem PLTS secara on-grid:
1. Lokasi memiliki akses listrik PLN 24 jam
2. Idealnya di perkotaan atau pusat perdesaan yang sudah berkembang
3. Rumah tangga, tempat usaha, atau perkantoran yang pemiliknya ingin melakukan efisiensi alokasi biaya listrik bulanan
4. Lokasi telah memiliki atau yang akan memiliki sertifikat laik operasi (SLO) PLN untuk koneksi terpasang
5. Lokasi telah terpasang kWh meter EXIM (export-import) atau sedang pengurusan pemasangan kWh meter EXIM.

Off-Grid?
?Sistem off-grid memungkinkan menyimpan tenaga surya dalam baterai. Jadi, ketika jaringan suplai listrik terputus, lampu dan alat elektronik tetap dapat berfungsi.
BACA JUGA: Aturan Modul Surya Silikon Kristalin Lindungi Keselamatan Konsumen
Sistem hibrida menyediakan daya untuk mengimbangi pasokan jaringan setiap kali matahari bersinar, sekaligus mengirim daya berlebih ke jaringan untuk digunakan nantinya.
Sistem off-grid tidak dapat diharapkan memberikan daya untuk semua beban listrik karena biaya dan volume baterai terbatas. Kecuali saat ditemukan baterai berkemampuan luar biasa suatu hari.
Sistem off-grid membutuhkan lebih banyak peralatan khusus yang cenderung lebih mahal dan rumit saat diinstal. Khususnya yang memerlukan inverter sentral/string, meteran kWh, dan baterai.
Hal yang penting diperhatikan saat memasang sistem PLTS secara off-grid:
1. Lokasi tidak memiliki sambungan PLN
2. Lokasi yang belum memiliki sambungan PLN, namun dalam 5-10 tahun ke depan ada penyambungan daya
3. Lokasi yang memiliki sambungan PLN, namun belum berfungsi 24 jam, sehingga membutuhkan cadangan daya ketika listrik mati
4. Lokasi yang menggunakan genset atau sistem pembangkit daya lainnya, dan menginginkan bantuan daya dari energi surya
5. Lokasi jauh, terpencil, pulau terluar dan kepulauan, perbatasan, pedalaman hutan, lautan lepas, dan lokasi ekstrem lainnya, yang tidak memiliki sumber listrik mandiri.
Ukuran panel surya dan baterai yang dibutuhkan sangat kompleks. Analisis terperinci atas kebutuhan penggunaan listrik diperlukan guna memenuhi kebutuhan kritis minimal.
Selain itu, harga baterai saat ini masih mahal dan membutuhkan perawatan berkelanjutan, serta penggantian berkala.
BACA JUGA: Panel Surya Solusi Kebutuhan Energi Masa Depan Indonesia?
Mengingat peralatan khusus tambahan yang diperlukan dan memerlukan instalasi yang rumit, perkirakan sistem off-grid menuntut biaya empat kali lipat. Demikian pula buat biaya pemeliharaan yang berkelanjutan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, sebagian besar bangunan komersial maupun industri lebih tertarik memasang sistem PLTS secara on-grid, mengingat tersedia akses PLN selama 24
Kekeliruan Umum
Hermawan Febriansyah, peneliti standardisasi BSN (Badan Standardisasi Nasional), mengutarakan hasil survei PLTS milik masyarakat di berbagai provinsi.
Kekeliruan umum yang terjadi, yakni membangun PLTS di sebelah bangunan yang lebih tinggi dan atau di sekitar tetumbuhan rindang. Tak sedikit pula konstruksi peyangga PLTS mudah korosi alias berkarat. Ada pula PLTS yang didesain tidak sesuai dengan beban sistem. (RE)
0 Komentar
Berikan komentar anda