
Semenanjung Skandinavia terletak di ujung barat daya Eropa, dan terdiri dari Swedia, Norwegia, dan Finlandia. Dari catatan Wikipedia, Denmark dan Negara Nordik seperti Greenland, Islandia, Kepulauan Faroe, Aland, dan Svalbard sebagai negara tambahan yang termasuk ke dalam negara-negara Skandinavia. Meskipun mereka dikaruniai bahan bakar fosil yang berlimpah, namun penggunaan terhadap energi terbarukan sangat antusias. Sekitar 83% pembangkit listrik di negara-negara tersebut rendah karbon, dimana 63% berasal sepenuhnya dari sumber terbarukan.
Sistem tenaga listrik dan interkoneksi di negara Skandinavia saling terhubung seperti yang mencakup jaringan transmisi Swedia, Norwegia, Finlandia, Denmark Timur. Hal ini, memungkinkan perdagangan listrik internasional sehingga kapasitas transmisi maksimal ditawarkan dan dijamin di pasar listrik. Mengandalkan energi terbarukan seperti tenaga air, tenaga angin dan tenaga surya adalah hal yang biasa diaplikasikan oleh berbagai negara, namun tidak dengan pemanfaatan sampah atau limbah yang dapat menghasilkan daya listrik. Energi alternatif sampah sebagai pengganti bahan bakar minyak untuk menghasilkan energi listrik telah dipraktikkan Swedia dan Norwegia.
Keberhasilan akan revolusi daur ulang yang diterapkan di negara Skandinavia, membawa dampak positif bagi lingkungan alam negaranya, Swedia bahkan dijuluki negara tanpa sampah lebih dari 99 persen sampah rumah tangga bisa menjadi bahan daur ulang dan sumber energi dan kurang dari satu persen sampah berakhir di tempat pembuangan akhir. Bahkan Swedia harus mengimpor sampah dari negara tetangganya seperti Inggris, sampah dikelola secara optimal untuk membawa dampak manfaat bagi masyarakatnya. Swedia mengubah sampah menjadi energi panas untuk sekitar satu juta rumah tangga dan mengubah sampah menjadi energi listrik untuk sekitar 300 ribu rumah tangga di seluruh Swedia.
Sampah Menghidupkan Pembangkit Listrik
“Sampah kini sudah menjadi komoditas, dan itu bukan hanya sekedar limbah tetapi menjadi bisnis,”ujar Anna Carin Gripwell, Swedish Waste Management Communications Director, dikutip dari Huffington Post.
30 lebih mesin pembangkit listrik dihidupkan dari energi sampah rumah tangga Swedia, sampah yang dikumpulkan terlebih dahulu dipilah sebelum sampah nantinya dibawa ke pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga sampah ini bekerja dengan membuat tungku dan menggunakan sampah sebagai bahan bakarnya. Lalu, menghasilkan uap yang digunakan untuk memutar turbin generator sebagai penghasil listrik.
Teknologi yang digunakan adalah Combine Heat Power, Swedia membakar sampah menjadi energi listrik sekitar 2-3 juta ton per tahun, ini cukup untuk mengganti 700 ribu ton bahan bakar minyak. Swedia juga mengimpor sampah sebanyak 800 ribu ton sampah per tahun dari negara-negara tetangganya. Hal yang sama dilakukan juga oleh Norwegia mengimpor sampah sebanyak yang bisa diolah, dalam upaya untuk menghasilkan lebih banyak energi dengan membakar sampah di insinerator yang luas.
Bisnis Limbah Menjanjikan
Energi sampah daur ulang adalah energi termurah dan mudah didapatkan, masyarakat swedia mengambil langkah secara personal untuk mengurangi emisi CO2 yang mereka hasilkan. Sampah-sampah yang menumpuk menjadi berkurang, dimanfaatkan sebagai energi alternative, juga penghematan penggunaan energi ditambah meminimalisasi bencana alam akibat ulah manusia seperti banjir. Karena itu, kebutuhan limbah sangat diperlukan untuk menjadikan hal yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.
Norwegia dan Swedia memperkenalkan Uni Eropa dengan bisnis limbah, pabrik-pabrik swasta pengolahan limbah sudah banyak di negara tersebut, seperti Pabrik Klemetsrud di Kota Oslo, Norwegia dapat membakar 300 ton sampah setiap harinya.
Persaingan bisnis sampah juga kompetitif, mengingat jaringan listrik di Skandinavia saling terhubung, maka kebutuhan akan listrik cukup tinggi. Disisi lain, negara Skandinavia seperti Norwegia, mengelola limbah menjadi energi sebanyak 415.000 ton per tahun dan enghasilkan 55,4 MW panas untuk permintaan panas dari 40.000 rumah tangga dan 10,5 MW konsumsi listrik 20.000 rumah tangga. Selain itu, Swedia dan Denmark juga termasuk sumber utama dalam distribusi listrik dan membutuhkan banyak sampah untuk dikelola.
Keberhasilan negara-negara Skandinavia khususnya Swedia dalam pengelolaan dan pengolahan sampah menjadi energi listrik, akhirnya membawa dampak baik bagi negara lain untuk meniru hal serupa termasuk Indonesia. Sampah di Indonesia telah menjadi masalah yang sangat pelik terutama di kota-kota besar yang memproduksi berton-ton sampah setiap harinya. Karena itu, Indonesia berencana mengadopsi teknologi pengelolaan sampah menjadi energi seperti yang telah digunakan negara-negara Skandinavia. Dengan adanya pengelolaan sampah menjadi energi di negara Skandinavia, diharapkan akan banyak lagi negara-negara lain yang turut serta dalam pengurangan limbah juga penerapan energy baru terbarukan. (Cr)
0 Komentar
Berikan komentar anda