Listrik Indonesia | Provinsi Bali ternyata memiliki potensi energi baru dan terbarukan (EBT) yang besar, yaitu berkapasitas 11.806 megawatt (MW) atau hampir mencapai 12 gigawatt (GW). Total kapasitas 11.806 MW tersebut meliputi energi laut sebesar 320 MW, angin 1.000 MW, biomassa 50 MW, surya 10.000 MW, panas bumi 262 MW, mini/mikro hidro 37 MW, sampah 37 MW, dan teknologi lainnya 100 MW.
Berdasarkan kajian terahir dari tim penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB), di tahun 2022, Bali memiliki potensi energi baru terbarukan energi bersumber dari energi surya. Sumber energi surya ini merupakan yang tertinggi nilainya mampu menghasilan 10.000 mega watt (MW). Kajian itu menyebutkan sumber lain yang dapat digali potensinya di antaranya sampah 37 MW, tenaga angin 1.000 MW.
Rencana uni pembangkit listrik EBT bertahap dimulai tahun 2021-2030. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Nusa Penida 3,5 MW tahun 2022, Waduk Titab 1,3 MW tahun 2023, Bali barat dan timur masing masing 24 MW di tahun 2023. Kemudian pembangkit listrik yang terhubung Jawa-Bali tersebar 25 MW tahun 2030. Target total yang dihasilkan mencapai 154,8 MW.
"Pak Gubernur tengah memetakan potensi sumber EBT dan mendorong pembangkit surya atau bayu termasuk panas bumi untuk disegerakan disiapkan di Bali," kata I Gde Wayan Samsi Gunarta, Jumat (4/8/2023).
Sementara itu, pada awal Mei 2023 sejumlah anggota Dewan Energi Nasional (DEN) melakukan kunjungan kerja ke PT. PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali untuk mengetahui kondisi kemanan pasokan listrik dan energi di Pulau Bali serta mengetahui permasalahan bauran energi terbarukan khususnya penetrasi energi terbarukan ke sistem UID Bali.
Dilansir dalam laman resmi DEN, kesimpulan secara umum penyediaan listrik di Bali saat ini sangat aman, dengan beban puncak 931,1 MW dan kapasitas terpasang pembangkit 1.024,44 MW dan impor dari Jawa 380 MW sehingga total 1.404,44 MW.
Tantangan pengamanan pasok di Pulau Bali adalah keterbatasan volume LNG, kehandalan yang sangat bergantung pada pembangkit fosil dan permasalahan stabilitas operasi. Bauran energi terbarukan di Provinsi Bali baru mencapai 1,48 persen pada 2025 di proyeksikan mencapai 4,6 %.
Pencapaian ini masih jauh dibawah target nasional yang menargetkan 23 % pada tahun 2023. Potensi Energi Terbarukan di Provinsi Bali 11.806 MW dan yang dominan adalah Surya 10.000 MW dan Bayu 1.000 MW sedangkan pembangkit hydro dan panas bumi hanya sedikit.
Dengan potensi seperti tersebut maka peningkatan bauran ET pada tahun 2030 sulit dicapai dan peluangnya hanya memanfaatkan energi surya dan angin. Hambatan dalam pengembangan ET di Bali adalah terbatasnya sumber ET, permasalahan keterbatasan lahan, hal yang terkait dengan sosial, budaya dan kepercayaan. Pengembangan PLTSa dalam rencana pembangunan pembangkit kedepan agar dievaluasi untuk digantikan dengan RDF yang sudah diresmikan oleh Presiden bulan Maret 2023.