Momentum Investasi Tenaga Surya : Pertamina Power & New Renewable Energy Perluas Bisnis Surya

Listrik Indonesia | Pemerintah Indonesia terus berupaya menghadirkan bauran energi yang lebih ramah lingkungan atau energi baru terbarukan (EBT). Sekaligus menjadi komitmen Indonesia turut aktif dalam upaya mengurangi emisi karbon di level global meratifikasi Perjanjian Paris salah satunya mendorong penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi energi surya di Indonesia dapat mencapai 207,8 gigawatt (GW). Pasalnya, Indonesia berada di garis khatulistiwa yang mendapatkan panas matahari sepanjang tahun, terutama saat musim kemarau. Dengan begitu, memanfaatkan tenaga surya bukan saja , tetapi enjadi peluang bisnis untuk masa depan.
Hal ini menjadi momentum karena selama ini pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) baik mounted maupun PLTS atap (solar PV rooftop) masih sangat rendah, hanya sekitar 182,3 megawatt (MW) atau 0,1%.
Majalah Listrik Indonesia, sebagai media cetak bulanan yang fokus dalam pemberitaan kelisitrikan dan energi merasa terpanggil untuk ikut mengambil bagian dalam mendorong penggunaan PLTS di Indonesia. Oleh sebab itu, Tim Redaksi dalam Majalah Listrik Indonesia pada Edisi 81 mengupas secara mendalam tentang pemanfaatan dan perkembangan PLTS dengan tema besar “Momentum Investasi Tenaga Surya”, dengan menampilkan sejumlah narasumber yang memiliki rekam jejak yang kuat dalam pengembangan PLTS, mulai dari Kemenko Bidang Maritim& Investasi; Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM); Kementerian Perindustrian; DPR RI; PT PLN (Persero); Perusahaan BUMN; Perusahaan Swasta; Industri dan Manufaktur, Asosiasi, Akademisi; dan Pengamat Kelistrikan.
Untuk Majalah Listrik Indonesia, Edisi terbaru ini, sangat istimewa dengan menghadirkan dua Cover Story sekaligus, yaitu Chief Executive Officer Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE) Dannif Danusaputro dan Chief Executive Officer Huawei Indonesia Jacky Chen.
Dalam pengembangan energi yang ramah lingkungan di Indonesia, Salah satu BUMN terbesar di sektor energi, PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Power Indonesia, Subholding Power and New Renewable Energy memiliki target pengembangan pembangkit listrik sebesar 10 gigawatt (GW) hingga 2026. Di bawah kepemimpinan Chief Executive Officer Pertamina PNRE Dannif Danusaputro, Pertamina PNRE merancang strategi untuk mencapai target perusahaan, terutama memprioritaskan pasar internal (captive market) di Pertamina Group.
Selain pembangkit listrik energi terbarukan dan gas to power, Pertamina NRE juga mengembangkan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) dari hulu sampai hilir dan energi baru seperti hidrogen dan carbon capture sehingga perannya lebih luas tak sekadar sebagai pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP), tetapi Beyond IPP.
Pertamina PNRE mengembangkan PLTS Cilacap 1,4 MW, PLTS Badak 4 MW, PLTS Dumai 2 MW, PLTBg Sei Mangkei 2,4 MW, PLTS Sei Mangkei 2 MW. Pertamina Power Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas PLTS Badak. Rerata capacity factor (CF) PLTS Badak 15,4% yang diklaim mampu mengurangi emisi gas rumah kaca 3 ribu tCO2e per tahun. Pertamina PNRE akan terus perluas di bisnis PLTS ini. Selain energi surya, Pertamina PNRE juga mengembangkan pembangkit listrik dari energi geothermal, angin, biomassa, biogas, hidro, dan lainnya.
Sementara itu, Huawei, sebagai perusahaan teknologi digital terbesar di dunia, selain menghadirkan produk gadget berteknologi tinggi, juga telah menghadirkan inovasi dan produk berteknologi canggih dalam sektor kelistrikan yang ramah lingkungan, khususnya PLTS. Divisi Digital Power akan mengintegrasikan teknologi digital dan energi terbarukan, serta menyediakan produk dan solusi dalam ramah energi listrik terbarukan, transportasi berbasis listrik, infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang lebih hijau, dan energi berbasis teknologi secara terintegrasi.
Selanjutnya, berbagai liputan menarik lainnya juga dihadirkan secara khas Majalah Listrik Indonesia, lugas, dalam, independen, faktual, dan aktual secara informative dan mudah dicerna pembaca. Seperti, rubrik figure, koorporasi, invosi, teknologi, lensa daerah, mancanegara, dan liputan menarik lainnya. Untuk lebih melengkapi sajian informasi menarik yang tentang PLTS, segera dapatkan Majalah Listrik Indonesia Edisi 81. Jangan sampai ketinggalan dan kehabisan informasi yang menarik tentang geliat dan perkembangan PLTS di Indonesia.
0 Komentar
Berikan komentar anda