
Febriany Eddy, Deputy Chief Executive Officer PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengatakan, tren saat ini ialah menggunakan energi terabarukan. Vale telah mengandalkan dari tiga PLTA untuk kebutuhan operasionalnya sejak 1970-an hingga 2011.
“PLTA terakhir yang kami bangun, 900 MW, butuh US$400 juta. Payback-nya lama sekali. Tapi disinilah komitmen perusahaan diuji, karena harus fokus jangka panjang,” ujarnya.
Dengan PLTA, Vale dapat menurunkan 500.000 ton CO2 per tahun. Vale Indonesia akhir tahun lalu juga telah melakukan commisioning electric boiler, menghasilkan uap yang dibutuhkan untuk proses produksi. Selama ini boiler menggunakan minyak.
“Vale sedang memetakan kebutuhan energi lainnya yang bisa dialihkan ke PLTA, perlu investasi besar dalam pembangunan PLTA,” ucapnya.
Vale membuktikan bahwa komitmen menggunakan energi keberlanjutan tidak melulu menambah biaya. PLTA telah membantu perusahaan menjadi salah satu lowest cost producer di dunia. (CR)
0 Komentar
Berikan komentar anda