Pemeriksaan Visual dan Instrumen Bendungan Pasca Gempa Blitar

ListrikIndonesia | Gempa tektonik berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) berpusat di 57 km tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Dari gempa yang terjadi Jumat (21/5/2021) pukul 19.09 WIB itu sempat dikhawatirkan berdampak pada bendungan yang menyimpan cadangan air dan terowongan yang dikelola perusahaan.
Namun dari hasil pemantauan visual dan pengecekan fisik, kondisi bendungan dan terowongan masih dalam keadaan normal. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada retakan dan pergeseran atau rembesan air akibat gempa. Setelah gempa (Jumat malam), keesokan harinya, tim PJT I langsung memantau kondisi bendungan dan terowongan dan Alhamdulillah semuanya aman.
Adapun delapan bendungan yang dipantau, yakni Bendungan Sengguruh, Sutami dan Selorejo di wilayah Kab Malang. Dua bendungan di Kab Blitar, yakni Bendungan Lahor dan Wlingi. Lalu Bendungan Wonorejo di Tulungagung, Bendungan Bening di Madiun, dan Bendungan Wonogiri di Jawa Tengah.
Sedangkan dua terowongan yang dikelola PJT I berada di Tulungagung. Pertama adalah Terowongan Tulungagung I atau dikenal dengan nama Terowong Niyama yang dibangun tahun 1961. Kedua adalah Terowongan Tulungagung II atau Terowongan Tulungagung Selatan.
Adapun kedua terowongan memiliki usia cukup tua sehingga saat terjadi gempa maka setelahnya akan dilakukan pemantauan langsung kondisinya. Kondisinya juga cukup aman dan tidak ada tanda-tanda retakan atau pergeseran. Hasil pemantauan bendungan dan terowongan pasca gempa Blitar itu juga langsung dilaporkannya pada Dirjen SDA Kementerian PUPR.
Selanjutnya, perusahaan juga telah melakukan pemantauan kondisi dengan memakai sejumlah instrumentasi keamanan bendungan yang terpasang pada tubuh bendungan. Hasil dari pemantauan dianalisa untuk mengevaluasi kondisi infrastruktur secara komprehensif, apakah terjadi perilaku bendungan yang berpotensi membahayakan operasionalnya atau tidak. Hasil temuan pemeriksaan instrumen menunjukkan tidak ada anomali pada seluruh bangunan prasarana dan dipastikan kondisi aman.
Adapun perlu diketahui bahwa dalam dua bulan terakhir ada tiga kali gempa di atas 5 SR. Gempa yang terjadi terasa di beberapa bendungan dengan kisaran sebesar II hingga IV Modified Mercalli Intensity (MMI), sehingga perlu dilakukan pemerikasaan keamanan bendungan. Kegiatan semacam ini menjadi kewajiban yang kami lakukan untuk memastikan keamanan bendungan dan infratruktur yang kami kelola dapat terjaga selain kegiatan lain seperti pemeriksaan berkala. Semoga seluruh bangunan prasarana dan insfrastruktur yang kami kelola dapat selalu terpelihara dengan baik agar dapat selalu memberikan manfaat untuk Indonesia. (TS)
0 Komentar
Berikan komentar anda