PLN EPI saat ini menyuplai pasokan energi primer ke PLN Indonesia Power (Genco 1) dengan kapasitas sebesar 23 Giga Watt (GW) dan PLN Nusantara Power (Genco 2) sebesar 21 GW. Di mana kedua Genco tersebut memiliki mayoritas pembangkit batu bara atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Di sisi lain, PLN sendiri tengah menggenjot program Co-Firing yang mana biomassa sebagai subtitusi batu bara untuk PLTU. Tentu kedua raw material tersebut sangat dibutuhkan pasokannya.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menyampaikan, saat ini stok batubara di Indonesia tergolong aman karena sudah berada di level 22 sampai 26 hari operasi (HOP) per Februari 2023. Di mana PLTU non mulut tambang memiliki suplai batu bara pada level 20—25 hari operasi. Sementara untuk PLTU mulut tambang, stok batu bara di sana berada di level 15 hari operasi.
“Kami cukup terbantu dengan adanya kebijakan domestic market obligation (DMO) dari Kementerian ESDM karena dapat membuat suplai batu bara untuk pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia selalu tersedia,”ujar Iwan Agung dalam media briefing. Selasa, (28/2/2023).
Sebagai komitmennya, PLN EPI lantas hadir sebagai rebranding dari PT PLN Batu bara yang bertugas untuk mengkonsolidasikan pengelolaan energi primer di Tanah Air. Kemudian tekait mengamankan pasokan biomassa untuk program Co-firing.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko mengatakan ada dua skema yang akan dijalankan perihal beleid tersebut. Pertama, PLN EPI akan melibatkan masyarakat setempat seperti para pelaku usaha UMKM yang bergerak di bidang agroforestri. Dan UMKM di bidang furnitur dengan memanfaatkan serbuk gergaji yang bisa dikumpulkan dan menjadi salah satu bagian dari biomassa.
“Kita juga menggandeng masyarakat setempat dalam mengumpulkan limbah pertanian seperti sekam dan tongkol jagung, lalu juga dari hutan masyarakat,” katanya.
Kedua, menjalin kerja sama dengan BUMN Perhutani dan PTPN, serta menggandeng pihak swasta. PLN EPI berencana meningkatkan pasokan biomassa di 2025 10 juta ton guna memenuhi kebutuhan co-firing yang rencananya akan dilakukan di 52 PLTU. Fokus bisnis PLN EPI tak hanya untuk menyediakan supalai batu bara dan biomassa untuk pembangkit listrik, melainkan juga energi primer lainnya seperti gas bumi dan BBM.
Seiring dengan kehadiran PLN EPI, maka perusahaan tersebut diproyeksikan dapat mengelola transaksi energi primer senilai Rp 190 triliun pada 2023. “Kita sekarang menjadi perusahaan penyedia energi primer terbesar di Asia,”pungkasnya.
0 Komentar
Berikan komentar anda