CORPORATION
Trending

Portofolio PGE, BUMN Geothermal, Segera Melantai di Bursa (IPO)

Portofolio PGE, BUMN Geothermal, Segera Melantai di Bursa (IPO)
PLTP Kamojang (ilustrasi)

Listrik Indonesia | Sejak Juni 2020, PT Pertamina (Persero) menempuh strategi restrukturisasi dengan membentuk lima sub-holding untuk memperlincah (agile) gerak perseroan. Sementara itu, PT Pertamina (Persero) menjadi induk usaha (holding) atas kelima sub-holding tersebut.

Kelima sub-holding itu adalah Sub-Holding Power & NRE (PT Pertamina Power Indonesia), Sub-holding Trading & Commercial (PT Pertamina Patra Niaga), Sub-Holding Upstream (PT Pertamina Hulu Energi), dan Sub-Holding Refinery dan Petrochemical (PT Kilang Pertamina Indonesia), dan Sub-Holding Shipping (PT Pertamina International Shipping).

Sementara itu, Sub-holding Gas (PT Perusahaan Gas Negara Tbk.), sudah terbetuk terlebih dahulu sejak 2018.

Dalam beberapa kesempatan, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa salah satu agenda dalam restrukturisasi itu dengan melepas beberapa saham anak perusahaan. Pada tahun ini misalnya, Pertamina menargetkan dua anak usaha yang akan melantai di bursa saham (initial public offering/IPO).

Ada beberapa anak usaha Pertamina yang dinilai layak dan siap untuk melantai di bursa, yaitu PT Pertamina International Shipping dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Nicke Widyawati sering menegaskan bahwa tujuan IPO adalah agar perusahaan menjadi lebih transparan, lincah (agile), dan bisa menghimpun modal sehingga bisa melakukan ekspansi yang pada akhirnya bisa memberikan manfaat besar bagi negara, Pertamina, dan masyarakat.

Wacana IPO PGE

Sementara itu, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala N Mansury mengatakan, ada rencana IPO Pertamina di bisnis Energi Baru Terbarukan (EBT) yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) pada tahun ini.

Rencana IPO PGE ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk membentuk holding panas bumi yang menggabungkan tiga perusahaan negara di sektor panas bumi, yakni PGE, PT PLN Gas & Geothermal (PLN GG) serta PT Geo Dipa Energi.

PT Pertamina Geothermal Energy berada di bawah Sub-Holding Power and New Renewable Energy (NRE) yang akan menjadi motor Pertamina dalam mendongkrak bauran energi baru dan terbarukan (EBT). Selain PGE, ada PT Jawa Satu Power dan PT Jawa Satu Regas yang berada di bawah Sub-Holding Power & NRE.

PT Pertamina Power Indonesia merupakan Sub-Holding Power and NRE PT Pertamina (Persero) yang fokus dalam pengembangan bisnis kelistrikan dan EBT. Saat ini, Pertamina Power Indonesia memiliki 3 unit anak usaha di bawahnya, yaitu:

  1. PT Jawa Satu Power

Perusahaan IPP yang membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa-1 berkapasitas 1.760 MW. Proyek IPP Jawa-1 terintegrasi dengan fasilitas gas (FSRU), pipa gas antara PLTGU dengan FSRU, dan jalur transmisi yang menyambungkan PLTGU dengan titik interkoneksi PLN. PLN sebagai pemasok LNG. PT Jawa Satu Power merupakan konsorsium PPI (40%), Marubeni (40), dan Sojitz (20%). Progres konstruksi PLTGU Jawa-1 hampir mencapai 100% dan ditargetkan beroperasi (COD) pada Desember 2021.

  1. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE)

Perusahaan yang menjadi pengembang panas bumi (geothermal). PGE memiliki beberapa anak usaha yang mengoperasikan PLTP. Saat ini PGE mengelola 14 wilayah kerja panas bumi (WKP) dengan total kapasitas terpasang 672 MW (own operation) dan 1.205 MW (joint operation contract). Kapasitas PLTP 672 MW (own operation) dibangkitkan dari 6 area, yaitu Kamojang 235 MW (Jawa Barat), Lahendong 120 MW (Sulawesi Utara), Ulubelu 220 MW (Lampung), Sibayak 12 MW (Sumatera Utara), Karaha 30 MW (Jawa Barat), dan Lumut Balai 55 MW di (Sumatera Selatan).

  1. PT Jawa Satu Regas

Perusahaan yang membangun & mengelola fasilitas regasifikasi (floating storage regasification unit/FSRU) Jawa-1 untuk meregasifikasi LNG sebagai bahan bakar PLTGU Jawa-1. Jawa Satu Regas merupakan perusahaan konsorsium PPI (26%), Marubeni (20%), Sojitz (10%) dan sisanya dimiliki oleh PT Humpuss Intermoda Transportasi (25%) dan Mitsui O.S.K Lines (19%).

 

Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Danif Danusaputro dipercaya menjadi Direktur Utama PT PPI mulai 15 Februari 2021. Spekulasi di publik pun langsung berkembang terkait dengan rencana IPO perusahaan di bawah Sub-holding Power & NRE seperti PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Dalam wawancara eksklusif dengan Listrik Indonesia, Nicke Widyawati menjelaskan bawha transformasi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan akan dilakukan oleh Sub-holding Power and NRE yang memang difokuskan untuk bisnis EBT, di luar bisnis existing perusahaan yakni sektor minyak dan gas bumi.

 

Secara bersamaan Pertamina harus mempertahankan dan meningkatkan kinerja dari suplai energi minyak dan gas, tetapi harus mulai mengembangkan EBT sehingga EBT bisa diakselerasi dengan adanya fokus oleh Subholding Power & NRE.

 

Pertamina merancang tiga strategi untuk bertransformasi dari energi fosil ke EBT. Strategi itu terdiri dari pemanfaatan bahan baku (managing base), askelerasi pertumbuhan (accelerate growth) serta peningkatan kapasitas produksi (scale up and expand).

 

Subholding Power and NRE yaitu PT Pertamina Power Indonesia (PPI) juga memiliki portofolio proyek Energi Bersih yang beragam. Salah satunya yang sedang dalam proses konstruksi adalah Proyek PLTGU Jawa-1 dengan kapasitas 1.760 megawatt (MW).

 

Selain IPP Jawa-1, beberapa proyek yang telah dioperasikan PPI antara lain Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 4 MW, berlokasi di area Kilang LNG Badak, Kalimantan Timur, kemudian Proyek PLTBg, yang berasal dari pengolahan limbah kelapa sawit dengan kapasitas 2.4 MW yang merupakan hasil kerjasama antara

PPI dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, serta Proyek Pengoperasian dan Perawatan (O&M) PLTBg milik PTPN II di area kelapa sawit dan Pagar Merbau, Sumatera Utara, dengan total kapasitas 2 MW.

 

PPI juga melakukan pengembangan PLTS di SPBU-SPBU Pertamina sebagai bagian dari optimalisasi bauran energi di wilayah operasi Pertamina. Untuk tahun 2020 ini masih ditargetkan sebanyak 63 SPBU dan akan bertambah ke depannya.


Related Articles

0 Komentar

Berikan komentar anda

Back to top button