
Listrik Indonesia | Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa-1 yang sudah dimulai sejak akhir 2018 kini sudah hampir tuntas.
Pembangkit listrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat itu merupakan PLTGU berbahan bakar gas itu menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Selain pembangkit, konsorsium PT Pertamina (Persero), Marubeni Corporation, Sojitz Corporation, PT Humpuss Intermoda Transportasi, dan Mitsui O.S.K. Lines juga membangun fasilitas regasifikasi (Floating Storage and Regasification Unit/ FSRU).
Pada Rabu (16/12/2020), Pertamina pun resmi meluncurkan nama kapal unit regasifikasi dan penyimpanan gas terapung untuk mendukung PLTGU Jawa–1, yakni FSRU JAWA SATU.
Prosesi penamaan kapal ini dilaksanakan secara virtual dari lintas negara yakni Indonesia, Korea Selatan, dan Jepang.
Setelah sukses melakukan sea trial dan gas trial, kapal tersebut secara resmi diberi nama FSRU Jawa Satu yang langsung diresmikan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati yang didaulat sebagai Godmother of the vessel sebagai bagian dari perwakilan pemegang saham PT Jawa Satu Regas, yaitu PT Pertamina Power Indonesia, Marubeni Corporation, Sojitz Corporation, PT Humpuss Intermoda Transportasi, dan Mitsui O.S.K. Lines.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, FSRU Jawa Satu ini merupakan fasilitas pendukung utama dan terintegrasi langsung dengan PLTGU Jawa–1, Karawang, Jawa Barat.
"Mewakili seluruh pemegang saham, saya berikan nama Kapal FSRU ini Jawa Satu. Saya ucapkan terima kasih dan selamat kepada semua pihak yang telah berhasil mewujudkan FSRU Jawa Satu sebagai bagian yang terintegrasi dengan proyek PLTGU Jawa 1," tutur Nicke dalam prosesi penamaan kapal FSRU tersebut.
Kemajuan proyek PLTGU Jawa–1 semakin lengkap dengan kehadiran FSRU yang sudah selesai dibangun di Busan, Korea Selatan. Pembangunan terminal kapal apung yang akan diintegrasikan dengan PLTGU Jawa–1 tersebut sudah dimulai sejak Desember 2018.
Prosesnya kemudian dilanjutkan dengan pemotongan baja pertama yang dilaksanakan pada April 2019 di galangan kapal Samsung Heavy Industries (SHI) yang berada di Busan, Korea Selatan.
Kapal tersebut direncanakan mengarungi lautan dan akan memasuki perairan Indonesia pada Januari 2021. Kegiatan tersebut dapat terwujud berkat dukungan penuh dari seluruh pemegang saham yang bersinergi secara optimal.
"Ini akan jadi momentum bersejarah dalam pengembangan industri energi terutama dalam keberlanjutan energi di Indonesia," sambung Nicke.
Kapal FSRU Jawa Satu tersebut memiliki kapasitas kargo penyimpanan liquefied natural gas (LNG) sebesar 170.150 m3 dengan kapasitas unit regasifikasi 300 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Nantinya kapal ini akan meregasifikasi pasokan LNG yang berasal dari BP Tangguh di mana uji coba (commissioning) unit regasifikasi kapal FSRU akan dilaksanakan pada Maret 2021.
Selanjutnya, akan dilakukan pengiriman gas melalui pipa sepanjang 21 km ke PLTGU Jawa–1 yang berada di Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Listrik yang dibangkitkan oleh PLTGU Jawa–1 akan dikirimkan ke gardu induk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Kecamatan Cibatu Dua, Kabupaten Bekasi.
"Melihat kemajuan proyek serta dukungan dari semua pihak, kami yakin dapat memenuhi target operasi komersial pada Desember 2021 mendatang," jelas Heru Setiawan, CEO PT Pertamina Power Indonesia, Power and New Renewable Energy Sub Holding Pertamina.
Pengerjaan proyek PLTGU 1 terintegrasi ini juga dilaksanakan secara kemitraan dalam setiap tahapnya. Dalam tahap teknis dan perizinan, konsorsium bekerja sama dengan Poyry, Kwarsa Hexagon, Tigenco, WP, Royal, Haskoning, dan B&V.
Untuk tahap EPC, OEM FSRU bekerja sama dengan Samsung C&T, Samsung Engineering, General Electrics, Meindo, dan Samsung Heavy Industries. Terkait aspek legal, bekerja sama dengan Latham & Watkins, Shearman & Sterling dan Widyawan. Sedangkan terkait aspek keuangan bekerja sama dengan ING, Marsh, Tugu Pratama Indonesia, PwC dan para lenders.
Seperti diketahui, PLTGU Jawa–1 berkapasitas 1.760 mega watt (MW). Proyek senilai US$ 1,6 miliar ini merupakan bagian dari proyek 35 giga watt (GW) yang dicanangkan pemerintah. Pembangkit listrik dengan turbin ganda ini disebut bakal menjadi pembangkit combine cycle single shaft block terbesar di Asia Tenggara.
Proyek PLTGU Jawa–1 ini akan disalurkan ke PLN selama 25 tahun dengan skema BOOT (Build, Own, Operate, and Transfer).
Untuk menjalankan proyek terintegrasi IPP Jawa–1 diperlukan dua unit usaha yaitu PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR). JSP bertanggung jawab untuk melakukan desain, konstruksi, dan mengoperasikan PLTGU Jawa–1, jaringan transmisi, substation serta switchyard facilities. Sedangkan JSR bertanggung jawab atas desain dan konstruksi serta pengoperasian fasilitas FSRU yang akan menerima LNG dari kilang Tangguh.
Adapun kepemilikan saham JSP dimiliki oleh konsorsium PT Pertamina Power Indonesia (PPI) 40%, Marubeni 40%, dan Sojitz 20%. Sedangkan saham JSR sebagian besar dimiliki oleh konsorsium PPI 26%, Marubeni 20%, Sojitz 10% dan sisanya dimiliki oleh PT Humpuss Intermoda Transportasi 25% dan Mitsui O.S.K Lines (MOL) 19%.
0 Komentar
Berikan komentar anda