Renewable Energy ENERGY PRIMER NEWS
Trending

PTBA Manfaatkan Lahan Eks Tambang untuk Panel Surya

PTBA Manfaatkan Lahan Eks Tambang untuk Panel Surya
Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (Foto: Dok PT Bukit Asam)

Listrik Indonesia | PT Bukit Asam Tbk. akan memanfaatkan lahan bekas tambang batu bara di Ombilin, Sumatera Barat untuk pembangkit listrik tenaga surya (PTLS) seiring dengan rencana pemerintah untuk memberikan insentif kepada pengembang energi baru terbarukan.

Sebelumnya, bekerja sama dengan anak usaha PT LEN Industri, emiten berkode saham PTBA itu telah memasang panel surya atap di Gedung Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan bahwa perseroan berencana untuk mengembangkan proyek panel surya di lahan pasca tambang yang sudah tidak berproduksi, terutama di Ombilin, Sumatera Barat.

Menurutnya, komponen besar investasi panel surya adalah lahan. Setiap 1 megawatt (MW) yang dihasilkan dari panel surya setidaknya membutuhkan luas lahan sekitar 1—2 hektare.

“Untuk 100 MW dari panel surya otomatis tanah yang dibutuhkan setidaknya 200 hektare, ukuran itu untuk kami relatif tersedia. Lahan sudah kami kuasai, jadi kami tinggal bicara ke PLN untuk bisa menjadi pembeli listriknya,” ujar Arviyan saat konferensi pers kinerja semester I/2020 secara daring, Rabu (30/9).

Menurutnya, upaya PTBA itu didorong oleh target pemerintah yang ingin mencapai bauran energi bersih 23% pada 2025.

Apalagi, rencana ekspansi tersebut juga akan didukung dengan rencana pemerintah yang akan memberikan insentif berupa kompensasi atas harga pembelian tenaga listrik dari pembangkit EBT.

“Kami tunggu kebijakan Kementerian ESDM terkait tarif dari pembelian listrik dari solar panel, kalau harga menarik kami bisa kembangkan hal yang sama di Tanjung Enim yang lahannya cukup lebar juga,” papar Arviyan.

Adapun, belum lama ini emiten berkode saham PTBA itu membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di atap gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten. Pembangkit dengan kapasitas 241 kilowatt peak (kWp) akan mulai beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020 nanti.

PTBA memasang 720 panel di atap gedung AOCC untuk listrik sebesar itu dan nantinya PLTS akan dioperasikan langsung oleh perseroan. Pembangunan pembangkit EBT ini juga menggandeng anak usaha PT LEN Industri, yakni PT Surya Energi Indotama.

Arviyan menyebutkan setelah AOCC di Soekarno Hatta, pihaknya selalu siap bekerjasama untuk mengembangkan PLTS–PLTS lain di bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II. Ini sekaligus mewujudkan bandara hijau ramah lingkungan (green airport).

Di sisi lain, rencana ekspansi tersebut juga sebagai salah satu strategi perseroan mendiversifikasikan portofolio, sesuai dengan slogan perusahaan ‘Beyond Coal’.

Arviyan menjelaskan dalam 10 tahun hingga 20 tahun ke depan, PTBA berencana bertransformasi untuk tidak menjual batu bara melainkan produk olahan batu bara yang tidak berdampak ke lingkungan seiring dengan banyaknya kampanye energi ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Saat ini, perseroan tengah mengembangkan hilirisasi batu bara dengan mitra strategis perusahaan asal Amerika Serikat, Air Products, yaitu proyek gasifikasi mengubah batu bara menjadi DME.

DME tersebut nantinya akan digunakan sebagai substitusi dari LPG yang saat ini sebagian besar masih di impor. DME itu nantinya juga bisa digunakan sebagai bahan baku industri lainnya.

Proyek DME PTBA akan dikembangkan di Tanjung Enim dan ditargetkan mulai berproduksi komersial pada 2025 dengan konsumsi batu bara sekitar 6 juta ton per tahun selama minimal 20 tahun, untuk menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun.


Related Articles

0 Komentar

Berikan komentar anda

Back to top button