
Aksi Berkshire Hathaway Energy milik Warren Buffett menguasai Dominion Energy medio 2020 [Foto: youtube.com - LISTRIK INDONESIA]
Listrik Indonesia - Investor paling top dan terkaya ketiga sedunia versi Forbes 2015 Warren Edward Buffett tercatat memecahkan rekor tertinggi ihwal harta kekayaannya.
Pundi-pundinya dilaporkan terisi lebih USD100 miliar. Rekor baru ini diperoleh setelah saham perusahaannya, Berkshire Hathaway, berada di tangga tertinggi.
CNBC melansir, Jumat, 12 Maret 2021, saham Kelas A Berkshire ditutup US$399,650 per lembarnya pada Rabu lalu, naik 14 persen. Pencapaian ini menempatkan saham tersebut di posisi "Oracle of Omaha", nilai pasar di atas US$99,5 miliar.
Forbes memperkirakan kekayaan investor legendaris ini mencapai sekitar US$100,5 miliar. Setara Rp1.446 triliun (kurs Rp 14.393). Ini menjadikannya orang terkaya keenam di dunia. Kenaikan itu meningkat jika dibandingkan dengan total kekayaan pada September 2020 US$73,5 miliar.
BACA JUGA: PLTA Dinorwig, Pembangkit di Perut Gunung Andalan Inggris Raya
Buffett, pebisnis 90 tahun sekarang, memiliki 249.000 saham Berkshire Kelas A, memberinya 38 persen kepemilikan. Pada intraday tertinggi dengan harga US$407.750 per lembarnya, saham Buffett bernilai US$101,5 miliar.
Beli Dominion Energy
Tak ketinggalan, Buffett berjaya karena bermain di sektor energi. Medio 2020, ia menghabiskan US$4 miliar membeli transmisi gas dan aset penyimpanan Dominion Energy, dan mengasumsikan US$5,7 miliar dalam utang sehingga total pembelian perusahaan itu sekitar US$ 10 miiar.
Aksi tersebut merupakan pembelian besar pertama Berkshire sejak pandemi covid-19.
Pada pertemuan pemegang saham tahunannya pada Mei 2020, Buffett mengungkapkan bahwa Berkshire telah membangun rekor penimbunan uang tunai US$137 miliar karena kondisi pasar keuangan merosot. Berkshire menilai belum melihat banyak kesepakatan yang menguntungkan, meskipun harga saham anjlok cukup dalam waktu itu.
"Kami belum melakukan apa-apa karena kami tidak melihat sesuatu yang menarik untuk dilakukan," kata Buffett saat itu.
Tindakan cepat yang diambil oleh Federal Reserve dinilai perusahaan bisa mendapatkan lebih banyak akses ke pembiayaan di pasar publik.
Pembelian Dominion dianggap sesuatu yang diperlukan untuk transisi ke perusahaan utilitas yang berfokus pada produksi energi bersih dari angin, matahari, dan gas alam.
Setelah penjualan, Dominion mengharapkan 90 persen dari pendapatan operasi di masa mendatang dari perusahaan utilitas yang menyediakan energi untuk lebih 7 juta pelanggan, seperti Virginia, North, South Carolina, Ohio, dan Utah.
BACA JUGA: Kesebelasan Anak Usaha untuk PLN Lebih Baik
Dominion secara bersamaan mengumumkan bahwa mereka membatalkan proyek Pipeline Atlantic Coast dengan Duke Energy. Proyek senilai US$8 miliar karena telah menggelembungkan biaya yang menimbulkan keraguan tentang kelayakan ekonomisnya.
Sebagai hasil dari penjualan dan operasinya yang efisien, Dominion mengharapkan pendapatan operasinya naik pada 2020 menjadi US$3,37 hingga US$3,63 per saham. Dominion membayar 85 persen pendapatan operasinya, tetapi setelah transaksi perusahaan menargetkan pembayaran laba operasi sebesar 65 persen.
Bagi Berkshire, langkah ini makin menancapkan kuku perusahaan di bisnis gas alam. Dengan pembelian dimaksud, Berkshire Hathaway Energy membawa 18 persen atas semua transmisi gas alam antarnegara di Amerika Serikat, naik dari 8 persen saat itu.
Berdasarkan ketentuan transaksi, Berkshire Hathaway Energy akan memperoleh 100 persen dari Transmisi Energi Dominion, Questar Pipeline, Transmisi Gas Carolina, dan 50 persen dari Sistem Transmisi Gas Iroquois.
Berkshire juga akan mengakuisisi 25 persen Cove Point LNG, fasilitas ekspor, impor, dan penyimpanan gas alam cair, salah satu dari hanya enam terminal ekspor LNG di AS. (RE)
0 Komentar
Berikan komentar anda