RI - Tiongkok Perkuat Kerjasama Investasi dan Perdagangan Batubara

Listrik Indonesia | Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA) dengan CCTDA (China Coal Transportation and Distribution), Rabu (25/11) menandatangani kerjasama untuk peningkatan ekspor batubara dari Indonesia ke Tiongkok. Kesepakatan ini dilaksanakan dalam acara “China-Indonesia Coal Procurement Matchmaking Meeting” yang diselenggarakan secara virtual dimana delegasi Tiongkok mengikuti acara tersebut di kota Nanning, Provinsi Guangxi sedangkan delegasi RI di Jakarta.
Acara ini dibuka oleh sambutan dari perwakilan kedua pihak. Pertama oleh Mr. Peng Gang, Direktur Jenderal Departemen Urusan Asia, Kementerian Perdagangan RRT, kemudian sambutan dari pemerintah RI disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Selain itu, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RRT untuk RI Mr. Xiao Qian, dan Duta Besar Berkuasa Penuh RI untuk RRT dan Mongolia Djauhari Oratmangun yang menyaksikan secara virtual kesepakatan kerjasama ini.
Penandatanganan kerjasama antara APBI dengan CCTDA juga dihadiri oleh anggota APBI yang menjadi eksportir batubara ke RRT yaitu Adaro, Bukit Asam, Kideco, Indo Tambangraya Megah, Multi Harapan Utama, Berau dan Toba Bara. Turut hadir pula perwakilan dari Kedutaan RRT, serta CNCA (China National Coal Association) asosiasi pertambangan batubara. Tiongkok yang juga telah menandatangani kesepakatan bersama APBI di Jakarta tahun 2019 yang lalu.
Kerjasama ini diinisiasi oleh pemerintah kedua negara di mana Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Republik Indonesia sejak beberapa bulan lalu menjajaki peluang dengan pemerintah RRT dengan difasilitasi oleh Kedubes RRT di Jakarta. Pertemuan langsung tingkat tinggi wakil dari kedua pemerintahan juga telah dilaksanakan beberapa waktu lalu di Tiongkok. Upaya ini merupakan langkah konkrit pemerintah RI dan RRT dalam merayakan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Langkah inisiatif dari APBI ini bertujuan untuk menyepakati kebijakan pasokan jangka panjang ekspor batubara. Selain itu juga untuk memfasilitasi para produsen batubara di Indonesia dengan pihak pembeli di RRT dan meningkatkan perdagangan bilateral kedua Negara.
Dalam sambutannya, Menko Maritim dan Investasi mengapresiasi kerjasama ini sebagai salah satu langkah dalam rangka pemulihan ekonomi Indonesia pasca dampak pandemi Covid-19. Menko Luhut juga menegaskan bahwa Indonesia saat ini sedang menggalakkan program hilirisasi yang merupakan langkah maju untuk membantu perekonomian dan mendorong energi hijau. Sehingga kebijakan hilirisasi batubara ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang investasi bagi investor dari Tiongkok yang dikenal sudah sangat maju dalam penguasaan teknologi pengolahan batubara termasuk gasifikasi.
Dalam kerjasama yang ditandatangani oleh Ketua Umum APBI Pandu Patria Sjahrir dan mitranya dari CCTDA Liang Jia Kun bersepakat untuk menandatangani pembelian kontrak batubara untuk tahun 2021, serta berkomitmen untuk mengimplementasi isi kontrak tersebut. Jangka waktu kerjasama ini sendiri berlangsung selama 3 tahun. Kesepakatan tersebut bernilai USD 1,46 miliar atau senilai Rp20,6 triliun.
Adapun untuk kerjasama antara APBI dengan CCTDA ini terdapat sejumlah pembahasan penting lainnya seperti kesepakatan jumlah volume ekspor Indonesia ke RRT untuk tahun 2021. Ketua APBI, Pandu Sjahrir mengingatkan pula dalam pokok kerjasama terkait kuantitas target ekspor batubara dari Indonesia akan ditinjau setiap tahunnya. Dalam kerjasama ini juga diperlukan penetapan indeks harga yang dapat dinegosiasikan secara berkala sebagai harga acuan impor batubara ke RRT dari Indonesia. Kesepakatan ini diharapkan memberikan manfaat bagi pelaku industri batubara dalam kepastian ekspor batubara ke RI ke Tiongkok sehingga akan menjadi sentimen positif dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional Indonesia.
Sementara itu, Djauhari Oratmangun yang mengikuti kegiatan ini dari Provinsi Hainan Tiongkok menjelaskan bahwa berdasarkan data Kepabeanan Tiongkok, total ekspor Indonesia ke Tiongkok untuk produk Batubara, khususnya HS 2702, HS 2701 dan HS 2704, untuk periode Januari – September 2020 mencapai USD 4,9 miliar, menurun dibandingkan dengan total ekspor tahun 2019 dalam periode yang sama, sebesar USD 5,8 miliar. Meskipun pada tahun ini terjadi penurunan diakibatkan oleh pelemahan permintaan akibat Pandemi Covid-19, ia meyakini masih banyak peluang kerja sama Indonesia dan RRT di bidang batubara yang dapat digali dan terus dikembangkan.
Dalam acara virtual yang juga dihadiri oleh perwakilan dari beberapa perusahaan produsen batubara nasional, Ketua Umum APBI Pandu Sjahrir mengapresiasi dukungan dari pemerintah dalam mendorong kerjasama perdagangan dan investasi di sektor industri batubara yang merupakan industri yang berkontribusi signifikan tidak hanya bagi penerimaan negara tetapi juga bagi ketahanan energi nasional. Dengan kerjasama ini, produsen batubara nasional optimis menatap tahun 2021 meskipun pasar batubara global diperkirakan belum akan pulih sepenuhnya seperti di level tahun 2018-2019.
0 Komentar
Berikan komentar anda