
Pengolahan bijih nikel [Foto: wiracarita.com - LISTRIK INDONESIA]
Listrik Indonesia - Dalam rencana induk Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, Pulau Sulawesi diarahkan menjadi wilayah pengembangan pertambangan nikel, salah satunya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Konawe ini bagian Kawasan Strategis Nasional (KSN) Soroako dan Kawasan Andalan Pertambangan Nikel Asesolo/Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Membicarakan nikel maka bertambah kebanggaan kepada Indonesia. Sumber daya alam (SDA) bangsa ini memang luar biasa.
BACA JUGA: Tesla Amankan Suplai Nikel Genjot Produksi Baterai Mobil Listrik
Potensi sumber daya dan cadangan bijih nikel laterit Indonesia sekitar 4,2 milyar ton (2011), sepertiga dunia yang mencapai 12,5 milar ton. Secara nasional pada 2010, produksi bijih nikel mencapai 5,6 juta ton, nikel matte 79 ribu ton, dan ferronickel (feronikel) 18 ribu ton.
Pada 2011, produksi bijih nikel meningkat hingga 7,5 juta ton. Pada 2012 diperkirakan mencapai 34 juta ton. Sedangkan produksi nikel matte diperkirakan mencapai 70 ribu ton dan feronikel mencapai 19 ribu ton.
Awalnya, Indonesia menikmati fulus nikel tanpa bersusah payah. Cukup mengekspor bahan mentah. Sejak Peraturan Menteri Nomor 11 Tahun 2019 dirilis, ekspor bahan mentah bijih nikel ke Eropa dihentikan. Indonesia lalu digugat ke WTO (Organisasi Perdagangan Dunia).
Pulau Sulawesi merupakan daerah penghasil nikel paling tinggi di Indonesia, yang menyumbangkan sekitar tujuh persen PDRB Sulawesi.
Saat ini, hanya terdapat dua produsen utama dan pusat pengolahan nikel di Sulawesi Bagian Tenggara, yakni PT Aneka Tambang (Tbk) di Pomalaa, Sultra, sebagai pusat pengolahan ferronickel dengan produksi 30.000 ton.
Ada PT Internasional Nickel Indonesia (PT INCO) di Soroako, Sulawesi Tengah (Sulteng). Produksi nickel matte-nya kurang-lebih 70.000 ton.
BACA JUGA: Smelter Nikel Dikebut: Libatkan WIKA, PP, dan PLN
Di Sulawesi terdapat empat lokasi yang memiliki cadangan nikel melimpah. Cocok untuk pengembangan kawasan pertambangan nikel, yakni Soroako, Kabupaten Luwu Timur (Sulawesi Selatan atau Sulsel), Kabupaten Morowali (Sulteng), serta Pomalaa, Kabupaten Kolaka, dan Kabupaten Konawe --masing-masing di Sultra.
Pun di Sulawesi, terdapat pusat kawasan pertambangan dan pengolahan mineral logam, yakni penambangan dan pengolahan, serta pemurnian nikel di Konawe Utara, Morowali, Soroako, dan Pomalaa.
Ada tambang dan pabrik nickel pig iron di Bahodopi dan Konawe. Terdapat pembangunan pabrik feronikel di Kolaka, Kolaka Utara, dan Konawe Utara. (RE)
0 Komentar
Berikan komentar anda