NEWS Figure PROFILE
Trending

Sri Andini: 72 Tahun, dari Catwalk hingga Main Lumpur

Listrik Indonesia | Gedung Dewan Pers sore itu (13/5) dipadati sejumlah undangan. Bukan hanya dari insan pers saja yang hadir, tapi juga dari sejumlah unsur masyarakat dan lembaga pun ikut hadir; kalangan tentara dan kepolisian, kejaksaan, dan pengusaha. Acara yang dibalut dalam rangka Halalbihalal Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DKI Jakarta ini pun menjadi istimewa. Karena secara bersamaan juga digelar perayaan Hari Ulang Tahun ke-72 Tahun Sri Andiri (Anggota Dewan Penasihat PWI Jaya).

Di kalangan energi ketenagalistrikan, Sri Andini bukanlah sosok yang asing. Kiprahnya dalam membangun Indonesia lewat jalur penyedia batu bara sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), tak perlu diragukan lagi. Wajar kalau wanita asal Sumatera Selatan ini dijuluki Srikandi Listrik Indonesia.

Dalam sambutannya yang terasa emosional, Komisaris Utama PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI) itu pun menceritakan ihwal keterlibatannya dengan bisnis batu bara. Ia mengaku banyak pihak yang telah membantunya hingga seperti saat ini.

“Tak pernah disangka, saya dulu aktif lenggak-lenggok di atas catwalk, tapi saya akhirnya memilih bermain lumpur di proyek,” terang Alumnus Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang sore itu tampak anggun dengan setelan pakaian berwarna hitam.

Perkenalannya dengan industri listrik dimulai tahun 1997. Kala itu, Provinsi Sumatera Selatan tengah mengalami krisis listrik. Akibatnya, di tahun itu, sepanjang lintas timur antara Lampung dan Palembang mengalami pemadaman listrik bergilir. Melihat itu, Sri yang tengah mengerjakan proyek infrastruktur di Lampung, merasa prihatin. Roda bisnis BPI yang dibangunnya terus berputar dan membesar.

“Kita sudah break event point dalam waktu lima tahun dari rencana sepuluh tahun,” ucapnya semangat.

Bahkan hingga kini, semangatnya untuk berkarya tak perdah padam. Ada tiga hal yang menjadi prinsip yang selalu digenggamnya dalam berbisnis. Pertama, Sri harus berguna bagi keluarganya. Kedua, ia harus beguna bagi agamanya. Dan ketiga, Sri juga  harus berguna bagi bangsa dan negara.

“Tiga inilah cita-cita hidup saya. Tanpa ini saya tidak bisa tidur nyenyak,” ujarnya Sri yang tercatat sebagai Dewan Pembina Majalah LIstrik Indonesia.

Related Articles

0 Komentar

Berikan komentar anda

Back to top button