
Menteri ESDM, Ignasius Jonan menjelaskan, alokasi subsidi listrik pada 2019 mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2018. Hal ini dikarenakan pengaruh nilai tukar rupiah. Pada APBN 2018 subsidi listrik sebesar Rp 52,66 triliun. Sementara, realisasi sampai Mei 2018 sebesar Rp 18,96 triliun.
"Untuk RAPBN 2019, kami mengusulkan hingga Rp 58 triliun dengan asumsi adanya ICP US$ 60 per barel. Sedangkan kurs diasumsikan Rp 14 ribu, jadi ada kenaikan 3-4% kurs dibanding APBN 2018," jelasnya.
Selain itu, Pemerintah juga berencana meningkat volume BBM bersubsidi di tahun yang sama. Bi tahun 2018 subsidi BBM sebesar 16,23 juta kiloliter (KL) menjadi 16,76 juta KL hingga 17,18 juta KL. Dari 16,76 juta KL, 17,18 juta KL terdiri dari minyak tanah 0,59-0,65 juta KL dan solar 16,17 -16,53 juta KL.
“Mungkin nanti di tahun depan volume LPG 3 Kg juga kita tingkatkan hingga 6,9 juta metrik ton,” terangnya saat di Komisi VII DPR RI, Selasa (5/6). (GC)
0 Komentar
Berikan komentar anda