Tekan BPP, PLN Lakukan Efesiensi dan Dedieselisasi Hingga 2000 MW

Listrik Indonesia | PT PLN (Persero) memastikan terus menekan biaya pokok produksi (BPP) agar harga listrik lebih murah. Pihaknya melakukan beragam efesiensi dari segala sektor, seperti melakukan interkoneksi sistem kelistrikan hingga dedieselisasi pembangkit.
"PLN selalu bertujuan untuk melakukan pelayanan listrik yang cukup andal, berkualitas dan ekonomis. Pada saat ini, setelah kecukupan daya terpenuhi, kepulauan sekitar sulawesi kemudian bertahap menuju bagaimana bisa menekan biaya yang diperlukan," ujar General Manager (GM) PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Sulawesi, Suroso Isnandar, Jum'at (23/10).
Saat ini, pihaknya telah meluncurkan program konversi PLTD ke PLTS sebanyak 2000 megawatt. Secara bertahap, ucapnya, Kepulauan di sekitar Sulawesi seperti pulau Selayar, bau-bau, Tahuna, Miangas dan beberapa kepulauan lain sedang dikonversikan ke energi baru terbarukan (RBT).
"Kita usahakan untuk dikonversikan kedalam energi baru terbarukan baik itu PLT Surya, PLT Biomasa atau lainnya sepanjang Biaya Pokok Penyediaan di pembangkit baru tersebut dapat menakan BPP setempat. Dan program ini sedang berjalan diluncurkan bersama-sama oleh PLN bersama pemerintah," katanya.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda mengatakan, salah satu indikator listrik murah adalah BPP itu sendiri. Pihaknya terus berupaya mengkonversi pembangkit mahal seperti diesel dengan pembangkit murah. Namun, katanya, salah satu efesiensi yang cukup signifikan terjadi pada interkoneksi sistem kelistrikan atau tol listrik.
"Interkoneksi ini bisa membuat hal tersebut terjadi. Interkoneksi tersebut bisa membuat pembangkit mahal itu tergantikan oleh pembangkit murah karena kita mendistribusikan energi listrik dari pembangkit murah menjadi relatif murah karena interkoneksi sudah terbangun. Nah kalau tidak ada interkoneksi kita sulit. kalau misalnya kita mau menyalurkan energi murah di Sulawesi Selatan ke Sulawesi Tenggara kan sulit, begitu pula ke Sulawesi Tengah misalnya kalau tidak ada interkoneksinya ya sulit," jelasnya.
Meski demikian, akunya, tidak sedikit daerah belum memiliki infrastruktur kelistrikan yang memadai. Namun, daerah ini membutuhkan segera pasokan listrik. Sehingga, ucapnya, yang paling cepat dibangun adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan konsekuensi BPP jadi tinggi.
"Ya karena untuk memenuhi kebutuhan dengan cepat tadi itu solusi yang palung cepat bisa kita lakukan adakan PLTD. Nah kita sekarang yang penting sudah nyala dulu (dengan interkoneksi ini). Nah kalau sudah nyala kita coba mereview, mencari alternatif solusi yang lebih baik," tegasnya. (pin)
0 Komentar
Berikan komentar anda