NEWS
Trending

TELAH TERBIT MLI 89: Era Kebangkitan Energi Surya Indonesia

Listrik Indonesia | Telah Terbit! Majalah Listrik Edisi 89, yang secara khusus dan mendalam mengupas “Era Kebangkitan Energi Surya Indonesia”. Seperti apa peta industri pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia saat ini? Secara gamblang coba kami sajikan secara komprehensif pada penerbitan kali ini. Untuk melihat potret industri ini, sedikitnya ada 20 perusahaan yang tengah mencari peruntungan di industri PLTS, coba diangkat pada edisi ini. Selain perusahaan manufaktur, developer, distributor, dan instalator energi surya di Indonesia tak luput dari liputan edisi 89 ini.

 

Namun di tengah geliat industri PLTS, revisi Peraturan Menteri (Permen) ESDM No.26 tahun 2021 tentang Sistem PLTS  Atap yang Terhubung Dengan Jaringan Pemegang IUPTLU (Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum), justru membuat sejumlah pemain di industri PLTS ketar-ketir. Secara ekstrem, ada yang mengatakan bahwa revisi Permen justru akan mengancam industri PLTS yang sedang bergairah.

 

Bicara energi surya, tentu tak bisa dilepaskan dari target pemerintah untuk menggapai net zero emission pada tahun 2060. Oleh karenanya pemanfaatan energi terbarukan, salah satunya adalah energi surya, dirasa perlu ditingkatkan. Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia Fabby Tumiwa berharap PLTS Atap tumbuh dan tidak dihambat. “Kebijakan sudah ada, tapi terkendala implementasinya. Saya berharap langkah pemerintah membangun industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia, itu bisa juga diterapkan untuk membangun PLTS terintegrasi di Indonesia,” kata Fabby.

 

Kepada Listrik Indonesia, secara khusus Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal EBTKE berkomitmen mengajak semua pihak untuk mendorong penggunaan EBT di sektor kelistrikan dan nonkelistrikan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sinar matahari untuk menjadi sumber energi listrik melalui implementasi PLTS Atap.

 

Secara khusus kami juga menyoroti soal target PLTS pada tahun 2030 yang diharapkan menyentuh 5 GW. Padahal kalau mau jujur, saat ini kapasitas terpasang baru sekitar 250 MW. Masih jauh api dari panggang tentunya. Makanya penting untuk mengurai permasalahan tersebut sebelum bicara target selangit itu. Karena memang kalau dirunut lagi, masih belum match antara cita-cita dan implementasi Bagaimana mengurainya? Simak Majalah Listrik Indonesia edisi terbaru ini.

 

Benarkah energi surya akan mampu unjuk gigi di tengah harapan yang membubung tinggi? Atau jangan-jangan, ia hanya akan menjadi komoditi perusahaan besar dalam menempelkan label green pada perusahaannya? Semoga bukan itu. Semoga bukan pencitraan belaka. Semoga.

 

Related Articles

0 Komentar

Berikan komentar anda

Back to top button