Tingkatkan Nilai Tambah, ESDM Bikin Program Hilirisasi Batu Bara

Listrik Indonesia | Kementerian ESDM telah menyiapkan tujuh program untuk melaksanakan hilirisasi batu bara. Hal ini dilakukan agar penggunaan batu bara tetap optimal di tengah masifnya pengerjaan proyek energi baru terbarukan (EBT).
“Kalau bicara hilirisasi, ada tujuh peluang yang bisa masuk. Tujuh varian hilirisasi gas, kokas. Kokas, kita masih impor US$ 1,5 miliar untuk kebutuhan kokas, artinya kita punya batu bara, tapi masih impor kokas. Hilirisasi adalah masa depan batu bara,” ujar Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Sujatmiko, di Jakarta, Rabu (14/10).
Dia memperkirakan, permintaan ekspor batu bara ke depannya akan terus menurun. Meski demikian, penyerapan di dalam negeri tidak akan secepat penurunan global. Oleh karena itu, pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk fiskal dan non fiskal untuk mempercepat hilirisasi batu bara.
“Insentif non fiskal yakni melalui pemberian izin tambang bisa diperpanjang sampai seumur cadangan. Sementara insentif fiskal yang diberikan yaitu melalui royalti 0% bagi perusahaan batu bara yang melakukan hilirisasi. Ini bisa tingkatkan keekonomian hilirisasi batu bara," katanya.
Program hilirisasi batu bara ini diyakini akan menciptakan nilai tambah bagi daerah. Meski royalti 0%, namun diperkirakan akan ada percepatan pembukaan lapangan kerja di daerah dan juga peningkatan pajak dari industri.
"Jadi, nilai tambah bagi negara, pemerintah daerah dapat percepatan lapangan kerja dan pengembangan industri setempat," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan bahwa saat ini sejumlah negara importir batu bara seperti India dan China sudah mulai melakukan pembatasan, ditambah beberapa negara lain yang turut mengurangi impor batu bara, sehingga pasar ekspor akan semakin sulit.
"Sejumlah negara mengurangi proyek PLTU batu bara. Pasar ekspor akan semakin berkurang ditambah tekanan penjualan batu bara di internasional, di mana Rusia dan Afrika masuk pasar yang tadinya didominasi Indonesia," jelasnya. (pin)
0 Komentar
Berikan komentar anda