Bahas Kerjasama Energi dengan Prancis, Pemerintah Sodorkan Pengembangan PLTN

Rabu, 16 Juli 2025 | 15:15:16 WIB
PLTN. (Dok: @vogtle_3and4)

Listrik Indonesia | Pemerintah Indonesia mulai membuka peluang kerja sama dengan Prancis di bidang energi, khususnya pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Hal ini disampaikan oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, saat mendampingi kunjungan Presiden RI ke Paris dalam rangka perayaan Bastille Day atas undangan Presiden Emmanuel Macron.

Hashim mengatakan, sejumlah perusahaan asal Prancis menunjukkan ketertarikan untuk ikut serta dalam program kelistrikan di Indonesia.

“Banyak perusahaan Eropa khususnya Prancis, ingin berpartisipasi dalam program misalnya kelistrikan,” ujar Hashim usai menghadiri Breakfast Forum Kadin and Madef (Mouvement des Entreprises de France), dikutip pada Rabu (16/07/2025).

Ia menambahkan, sektor nuklir menjadi salah satu potensi kerja sama yang ditawarkan Indonesia. 

“Kalian juga tahu ya bahwa industri nuklir Prancis sangat kuat. (Sebanyak) 80% listrik di Prancis, itu hasil dari tenaga nuklir. Ya, mungkin perusahaan Prancis, mau partisipasi dalam program itu,” jelasnya.

Menurut Hashim, Presiden Prabowo Subianto juga telah menyetujui rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir berkapasitas awal 500 megawatt di Indonesia. Kapasitas tersebut ke depan akan ditingkatkan hingga 10 gigawatt.

Ia mengatakan lokasi pembangkit belum diputuskan, namun kemungkinan besar akan difokuskan di wilayah Indonesia bagian barat. “Sebenarnya belum ditentukan,” ujarnya. 

“Tetapi sebagian besar di Indonesia bagian Barat, sesuai kebutuhan. Tapi ya nanti di Indonesia bagian timur juga dibutuhkan,” tambahnya.

Untuk kawasan timur Indonesia, Hashim menyebutkan model pembangkit yang akan digunakan adalah small modular reactors (SMR) dengan kapasitas di bawah 300 megawatt. Selain itu, kemungkinan besar SMR tersebut akan menggunakan konsep reaktor terapung berbasis kapal atau tongkang. 

“Dan mungkin juga akan terapung,” katanya. 

“Kapal atau kapal tongkang, itu untuk Indonesia bagian timur.”

Hashim juga menegaskan bahwa aspek keselamatan menjadi perhatian utama. Menurutnya, tenaga nuklir saat ini merupakan salah satu teknologi paling aman, dengan belajar dari insiden sebelumnya yang disebabkan oleh kesalahan manusia.

“Dalam 40-50 tahun hanya tiga masalah. Yang satu itu di Chernobyl, yang satu lagi di Three Mile Island, yang terakhir di Fukushima,” ujarnya.

“Dan ternyata setelah dikaji, itu semua human error... Itu semua kesalahan tenaga manusia. Jadi salah satu yang bisa kita pakai adalah AI,” lanjutnya. 

“Nanti tenaga nuklir akan dikendalikan dengan komputer dan sebagainya supaya tidak ada human error lagi. Nanti tenaga manusia hanya pelengkap saja.”

Mengacu pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt dalam sepuluh tahun ke depan. Dari jumlah tersebut, sekitar 76 persen berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

Tags

Terkini