Listrik Indonesia | Era kendaraan listrik semakin tak terbendung. Sepanjang Juni 2025, penjualan mobil listrik global mencatat lonjakan signifikan. Berdasarkan data Rho Motion, penjualan kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) dan plug-in hybrid (PHEV) naik 24 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, menembus 1,8 juta unit di seluruh dunia.
Kenaikan ini menegaskan bahwa tren mobil listrik kian masif, terutama di dua pasar terbesar dunia: China dan Eropa, seperti dilaporkan Reuters, Minggu (20/7/2025).
China dan Eropa Melaju Kencang, AS Justru Melambat
China kembali menunjukkan dominasinya dengan pertumbuhan penjualan EV hingga 28 persen, atau setara 1,11 juta unit hanya dalam satu bulan. Eropa juga tak mau tertinggal, mencatat kenaikan 23 persen menjadi sekitar 390 ribu unit.
Namun, Amerika Serikat justru bergerak berlawanan. Menurut Manajer Data Rho Motion, Charles Lester, penjualan kendaraan listrik di Negeri Paman Sam turun 1 persen. Penurunan ini dipicu pemotongan insentif pajak yang dilakukan lebih cepat dari perkiraan, buntut dari rancangan undang-undang pengeluaran yang disahkan di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Menariknya, pabrikan asal China seperti BYD terus memperluas pengaruhnya. Mereka bahkan berhasil menyalip beberapa produsen Eropa termasuk Volkswagen dan Renault di segmen mobil kecil dan pasar negara berkembang.
Di luar China, Eropa, dan Amerika Utara, penjualan EV juga meningkat pesat. Tercatat kenaikan 43 persen dengan total lebih dari 140 ribu unit. Fenomena ini menjadi sinyal bahwa "demam EV" telah merambah ke banyak negara.
Lester memperkirakan tren positif ini akan berlanjut hingga akhir 2025, terlebih jika pemerintah China kembali menggulirkan subsidi kendaraan listrik.
“Beberapa kota memang mulai kehabisan subsidi, dan ini sempat memicu kekhawatiran perlambatan pasar,” ujarnya.
“Tetapi pada paruh kedua tahun ini, kami memperkirakan subsidi tambahan akan digelontorkan lagi,” tambahnya.