KRYA Beralih ke Bisnis Motor Listrik ECGO

Jumat, 22 Agustus 2025 | 22:19:42 WIB
KRYA Luncurkan Motor Listrik

Listrik Indonesia | PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) resmi menegaskan langkah transformasi bisnis besar-besaran. Dari semula hanya bergerak di sektor konstruksi, kini perusahaan mengarahkan fokus pada pengembangan kendaraan listrik roda dua melalui merek ECGO. 

Langkah tersebut dipaparkan dalam public expose 2025 dan langsung menarik perhatian pelaku pasar modal. Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan KRYA, Brigitta Notoatmodjo, menyebutkan perubahan strategi ini sejalan dengan arah perkembangan industri. 

“Kami melihat peluang motor listrik di Indonesia sangat besar. Melalui ECGO, KRYA ingin menghadirkan solusi mobilitas yang efisien dan ramah lingkungan, sekaligus menciptakan sumber pertumbuhan baru bagi perusahaan,” ujarnya dalam presentasi. 

Pasar Motor Listrik Nasional Menggeliat 

Manajemen KRYA memproyeksikan potensi pasar motor listrik kian luas seiring kebijakan pemerintah mendorong transisi energi. Dengan jumlah sepeda motor di Indonesia yang mencapai lebih dari 130 juta unit, diperkirakan sekitar 55 juta unit akan beralih ke motor listrik pada 2030, atau setara 45 persen dari total populasi nasional. 

Transformasi ini dianggap langkah strategis untuk membuka ruang pertumbuhan baru sekaligus mengerek valuasi saham perusahaan yang sempat stagnan di bisnis konstruksi. Meski demikian, KRYA memastikan proyek konstruksi tetap berjalan guna menopang arus kas jangka pendek. 

Sejumlah proyek yang masih dikerjakan antara lain pembangunan pabrik non-dairy creamer senilai Rp31,6 miliar serta gudang PT Karunia Alam Segar dengan kontrak Rp24,8 miliar. Proyek carry-over ini menjadi penopang kinerja sembari lini bisnis motor listrik terus bertumbuh. 

KRYA saat ini menawarkan dua model motor listrik utama, yakni ECGO 3 dan ECGO 5. Keduanya menyasar pasar individu hingga pengemudi ojek daring. 

Keunggulan ECGO terletak pada model bisnis rent-to-own, di mana konsumen bisa memiliki motor dengan biaya harian Rp25 ribu hingga Rp55 ribu, sudah termasuk baterai. Dari sisi harga, ECGO dipasarkan di kisaran Rp8–10 juta per unit, atau sekitar setengah dari harga motor konvensional populer seperti Honda Beat. 

Selain lebih murah, biaya energi motor listrik ECGO hanya 25 persen dari motor berbahan bakar bensin, sementara biaya perawatan tercatat hanya sepertiganya. Efisiensi ini diperkirakan menjadi daya tarik utama, khususnya bagi pengguna harian dan mitra transportasi daring yang sangat memperhitungkan biaya operasional. 

Infrastruktur Swap Baterai di SPBU Pertamina 

Untuk mempercepat adopsi, KRYA melalui ECGO telah memiliki 60 store sekaligus swap station yang terintegrasi dengan SPBU Pertamina di wilayah Jakarta. Kehadiran fasilitas ini memungkinkan pengguna menukar baterai dengan cepat tanpa harus menunggu pengisian, sehingga mengurangi kekhawatiran jarak tempuh. 

Ke depan, perusahaan akan terus memperluas jaringan infrastruktur agar ekosistem kendaraan listrik semakin matang. Apalagi, pemerintah mencatat subsidi BBM pada 2024 mencapai USD 23,5 miliar. Dengan beban fiskal yang besar, insentif terhadap kendaraan listrik diyakini akan makin diperkuat. 

Transformasi KRYA dari kontraktor ke produsen motor listrik dinilai sebagai momentum penting untuk memasuki industri masa depan, sekaligus membuka peluang baru bagi investor yang melihat prospek kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air.

Tags

Terkini