Listrik Indonesia | Komisaris Utama Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID), Fuad Bawazier, mendorong PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk segera melantai di bursa saham melalui skema penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO).
Fuad menilai, langkah tersebut tidak hanya akan memperkuat pasar modal nasional, tetapi juga meningkatkan citra Indonesia di mata dunia. “Freeport itu sekarang sudah mayoritas dimiliki pemerintah. Menurut saya, sudah saatnya dia IPO untuk memperkuat pasar modal kita,” kata Fuad dalam sebuah podcast YouTube, Senin (8/9/2025).
Saat ini, dari enam perusahaan yang berada di bawah naungan MIND ID, hanya PTFI dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang belum tercatat di bursa.
PTFI sendiri merupakan anak usaha Freeport-McMoRan, perusahaan tambang asal Amerika Serikat. Sejak 2018, pemerintah Indonesia memegang 51,2% saham PTFI melalui Inalum, sebagai bagian dari kesepakatan perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) hingga 2041.
Menurut Fuad, keberadaan PTFI di bursa saham domestik akan memberi dampak besar terhadap daya tarik pasar modal Indonesia. “Freeport ini perusahaan tambang kelas dunia. Kalau IPO, pasar modal kita akan lebih bergengsi. Selain itu, rakyat juga bisa ikut memiliki sahamnya,” ujarnya.
Selain mendorong IPO, Fuad juga berharap PTFI bisa tetap beroperasi setelah kontraknya berakhir pada 2041, bahkan dengan porsi kepemilikan pemerintah yang lebih besar, sekitar tambahan 10%. Ia menilai, PTFI merupakan salah satu perusahaan tambang dengan tata kelola terbaik serta memiliki kontribusi besar terhadap penerimaan negara.
“Mudah-mudahan perpanjangan izin bisa berjalan lancar, IPO segera terealisasi, dan kontribusi PTFI terus meningkat bagi negara,” tutupnya.