Kembali ke Jakarta: SPKLU Trans Jawa Teruji Dua Arah

Jumat, 07 November 2025 | 16:35:23 WIB
Tim tengah melakukan pengisian daya di SPKLU Center Rest Area 319B Pemalang sebelum melanjutkan perjalanan pulang menuju Jakarta.

Listrik Indonesia | Rabu, 5 November 2025. Setelah meninjau dan mengisi daya mobil di SPKLU Center PLN UP3 Yogyakarta, kami bersiap untuk perjalanan pulang menuju Jakarta. Total jarak tempuh dua arah mencapai lebih dari 1.200 kilometer, sebuah perjalanan yang tidak hanya menguji daya tahan kendaraan listrik, tetapi juga konsistensi performa infrastruktur pengisian daya di jalur arah sebaliknya.

Tujuan kami kali ini sederhana namun penting: memastikan bahwa kenyamanan pengguna kendaraan listrik tetap terjaga meski kondisi lalu lintas berbeda dan arah perjalanan berbalik.

Direktur Utama PLN Enjiniring, Chairani Rachmatullah (kiri), bersama Reporter Listrik Indonesia, Candra, usai berbincang santai seputar pengalaman road trip SPKLU Jakarta–Yogyakarta.

Pengisian di Pemalang: Efisien dan Cepat

Setelah meninggalkan Yogyakarta dan menembus jalur utara Jawa Tengah, kami tiba di SPKLU Center Rest Area Pemalang 319B ketika baterai menunjukkan sisa 30 persen. Lokasi ini tampak modern dan tertata baik, dilengkapi enam unit fast charging tiga berdaya 100 kW dan tiga lainnya 50 kW.

Sambil menunggu pengisian daya, kami berbincang dengan Ibnu, pengguna mobil listrik asal Semarang. Ia sudah terbiasa menempuh perjalanan antar kota menggunakan EV.
“Selama ini mencari SPKLU mudah, tapi kalau ada yang bermasalah sebaiknya segera diperbaiki. Maintenance itu penting,” ujarnya sambil memeriksa indikator pengisian di layar mobilnya.

Waktu pengisian hanya sekitar 25 menit hingga baterai kembali penuh 100 persen. Prosesnya mulus dan cepat, memberi kami kesempatan untuk sekadar beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan melewati Pekalongan, Tegal, hingga Cirebon tanpa kendala berarti.

Tarif pengisian mobil listrik ditetapkan per kWh—menjadi bukti bahwa mobil listrik tak hanya ramah lingkungan, tapi juga ramah di kantong.

Menjelang Jakarta: Antisipasi di Jalur Padat

Semakin mendekati Jakarta, arus lalu lintas mulai padat. Di Tol Cikampek, baterai kami tersisa sekitar 40 persen. Kami memutuskan berhenti sejenak di rest area terakhir untuk melakukan pengisian terakhir sebelum menuntaskan perjalanan menuju kantor PLN Enjiniring di Jakarta Pusat.

Proses pengisian berjalan lancar. Dalam waktu singkat, daya mobil kembali optimal menandai akhir perjalanan pulang yang mulus dan efisien.

Catatan dari Perjalanan

Perjalanan pulang-pergi Jakarta–Yogyakarta ini menghabiskan biaya total sekitar Rp500 ribu untuk pengisian daya hampir 50 persen lebih hemat dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak. Saat tiba di Jakarta, baterai mobil masih menyisakan 70 persen, cukup untuk menempuh jarak tambahan sekitar 200 kilometer.

Meski perjalanan berlangsung lancar, ada beberapa hal yang kami catat di lapangan:

  • Penunjuk arah ke SPKLU di jalur Tol Trans Jawa masih minim, terutama untuk arah barat. Di beberapa lokasi, pengguna harus lebih jeli mencari papan petunjuk.
  • Penanda lokasi SPKLU di dalam rest area belum seragam ada yang jelas dan mudah ditemukan, tapi ada pula yang tersembunyi di sisi belakang area.
  • Titik padat seperti Cikampek memerlukan tambahan unit SPKLU atau bahkan SPKLU Center baru agar antrean bisa dihindari pada jam sibuk.

 

Chairani Rachmatullah, Direktur Utama PLN Enjiniring, yang ikut langsung dalam perjalanan ini, menegaskan pentingnya SPKLU dalam membangun fondasi ekosistem kendaraan listrik nasional.

“PLN mendapat penugasan untuk memastikan ketersediaan SPKLU agar target penambahan kendaraan listrik setiap tahun bisa tercapai. PLN Enjiniring berperan di balik perancangan dan kesiapan desain teknisnya,” ujar Chairani.

Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah kini tengah gencar mendorong penggunaan kendaraan listrik untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.
“Sektor transportasi menjadi salah satu fokus utama selain industri. Karena itu, penguatan infrastruktur kendaraan listrik menjadi sangat penting,” tambahnya.

PLN Enjiniring sebagai bagian dari BUMN dan PLN Group, Chairani menegaskan komitmen PLN dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo dan kebijakan pemerintah menuju transisi energi bersih.
“Yang perlu diubah bukan hanya infrastrukturnya, tapi juga mindset dan gaya hidup pengguna. Menggunakan mobil listrik menuntut kita lebih terencana mulai dari menentukan rute hingga titik pengisian daya. Semua bisa dilakukan melalui fitur Trip Planner di PLN Mobile,” ujarnya.

SPKLU Tiang Listrik di PLN Yogyakarta menunjukkan inovasi baru: pengisian daya cepat dengan desain ringkas yang efisien dan praktis.

Menutup Perjalanan: Sebuah Keyakinan Baru

Setelah menempuh lebih dari 1.200 kilometer bolak-balik Jakarta–Yogyakarta, kami pulang dengan keyakinan bahwa masa depan kendaraan listrik di Indonesia bukan lagi sekadar visi. Infrastruktur pengisian daya semakin merata, proses pengisian makin cepat, dan pengalaman berkendara terasa nyaman serta efisien.

Masih ada tantangan yang perlu disempurnakandari integrasi aplikasi hingga penambahan titik pengisian di jalur padatmnamun arah perubahan sudah jelas.

Perjalanan ini memberi kami satu kesimpulan sederhana: Indonesia siap bergerak menuju era transportasi bersih, efisien, dan berkelanjutan satu kilometer demi satu kilometer.

Tags

Terkini