Listrik Indonesia | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui akun resmi Instagram @kesdm merilis Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan Bakar Nabati (BBN) untuk periode November 2025. Penetapan HIP ini mencakup dua jenis bahan bakar nabati, yakni biodiesel dan bioetanol, yang merupakan bagian dari program pemerintah dalam mendorong transisi energi menuju sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Biodiesel Ditetapkan Rp14.036 per Liter
Untuk periode November 2025, harga biodiesel ditetapkan sebesar Rp14.036 per liter, belum termasuk ongkos angkut. Penetapan harga ini didasarkan pada formula perhitungan HIP, yaitu (Harga CPO KPB Rata-Rata + 85 USD/ton) × 870 kg/m³ + Ongkos Angkut.
Berdasarkan data yang dipublikasikan, harga CPO Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) rata-rata periode 25 September hingga 24 Oktober 2025 tercatat sebesar Rp14.721 per kilogram. Nilai konversi bahan baku menjadi biodiesel ditetapkan sebesar 85 USD per ton, dengan faktor satuan konversi dari kilogram ke liter sebesar 870 kg/m³.
Sementara itu, ongkos angkut mengikuti Keputusan Menteri ESDM Nomor 290.K/EK.05/MEM.E/2025, yang merupakan perubahan kedua atas Kepmen ESDM Nomor 3.K/EK.05/DJE/2024. Dalam perhitungannya, digunakan kurs tengah Bank Indonesia periode 25 September hingga 24 Oktober 2025 sebesar Rp16.623 per USD.
Bioetanol Berharga Rp9.013 per Liter
Sementara itu, harga bioetanol untuk November 2025 ditetapkan sebesar Rp9.013 per liter. Perhitungan HIP bioetanol didasarkan pada formula (Harga Tetes Tebu KPB Rata-Rata Periode 3 Bulan × 4,125 kg/L) + 0,25 USD/L.
Berdasarkan data KPB, harga rata-rata tetes tebu periode 15 Juli hingga 14 Oktober 2025 sebesar Rp1.180 per kilogram. Faktor satuan konversi dari kilogram ke liter ditetapkan sebesar 4,125 kg/L, sementara nilai konversi bahan baku menjadi bioetanol sebesar 0,25 USD per liter. Kurs rata-rata Bank Indonesia yang digunakan untuk perhitungan ini adalah Rp16.585 per USD (periode 15 September hingga 14 Oktober 2025).
Mendukung Transisi Energi Nasional
Penetapan HIP biodiesel dan bioetanol secara berkala merupakan langkah penting dalam mendukung program transisi energi nasional, khususnya untuk meningkatkan bauran energi terbarukan di sektor transportasi dan industri. Melalui kebijakan harga yang transparan, pemerintah berupaya memberikan kepastian bagi pelaku industri bahan bakar nabati serta menjaga keseimbangan antara kepentingan produsen, konsumen, dan stabilitas pasar energi nasional.