Listrik Indonesia | PLN Nusantara Power (PLN NP) berhasil mencatatkan produksi listrik sebesar 66,8 juta Mega Watt Hour (MWh) pada tahun 2023, meningkat signifikan sebesar 291% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 17 juta MWh. Keberhasilan ini didorong oleh upaya optimalisasi pembangkit yang dilakukan sepanjang tahun.
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2023, perusahaan telah melakukan berbagai inovasi. Hal ini tercermin dari pencapaian Equivalent Availability Factor (EAF) untuk Pembangkit Non-PLTU di Jawa-Bali serta Pembangkit PLTU dan Non-PLTU di luar Jawa-Bali, yang melebihi 100% dari target yang ditetapkan. EAF adalah indikator kesiapan unit pembangkit, di mana semakin tinggi nilai EAF, semakin siap unit tersebut untuk beroperasi dan memproduksi listrik.
"Sebagai subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara, kami berkomitmen untuk menjalankan operasional perusahaan dengan sungguh-sungguh. Seluruh karyawan PLN NP telah bertekad dan berkomitmen untuk menghadirkan energi listrik yang efisien, tepat waktu, dan ramah lingkungan," kata Ruly dalam keterangan resminya. Kamis, (25/7).
Ruly juga mengungkapkan bahwa PLN NP aktif mengatasi tantangan transisi energi dengan mengembangkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Sepanjang tahun 2023, PLN NP berhasil memproduksi 5,6 juta MWh listrik dari energi bersih, yang berasal dari empat pembangkit EBT yaitu PLTA Brantas, PLTA Cirata, PLTS Terapung Cirata, dan PLTS Ibu Kota Nusantara. "PLTS Terapung Cirata, yang merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara, menjadi bukti komitmen kami dalam menjawab tantangan transisi energi. Kami juga mendukung Green City di IKN dengan membangun PLTS sebesar 10 MW," tambah Ruly.
Selain itu, PLN NP juga berinovasi dengan teknologi co-firing, yang menggantikan batu bara dengan biomassa di PLTU. Teknologi ini berhasil diterapkan secara komersial di 24 PLTU, menghasilkan 511 ribu MWh listrik bersih dan mereduksi emisi hingga 533 ribu ton CO2.
“Hampir semua PLTU PLN NP sudah menerapkan co-firing. Tantangannya kini adalah meningkatkan persentase penggunaan biomassa dari 5 persen menjadi 10 persen. Dari sisi mesin pembangkit, tidak ada masalah, tantangan utamanya adalah ketersediaan feedstock. Untuk itu, kami membuka kerjasama dengan para pemasok,” ujar Ruly kepada Listrik Indonesia belum lama ini di Jakarta.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menekankan bahwa penyelarasan proses bisnis menjadi salah satu kunci dalam meningkatkan kontribusi PLN Grup untuk menyediakan energi listrik yang andal bagi masyarakat.
"Ini adalah langkah strategis PLN Grup untuk beradaptasi dengan perubahan ke depan. PLN harus bergerak lebih lincah, cepat, dan efektif untuk memperkuat bisnis yang ada serta mengembangkan bisnis energi baru dan terbarukan," ujar Darmawan.
Dengan berbagai upaya dan inovasi tersebut, PLN Nusantara Power terus menunjukkan komitmennya dalam menyediakan energi listrik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi masyarakat.