Lahan Vatikan Akan Jadi Pusat Energi Hijau

Lahan Vatikan Akan Jadi Pusat Energi Hijau
PLTS di Salah Satu Properti di Vatikan/Dok.google

Listrik Indonesia | Paus Fransiskus mengambil langkah konkret dalam mewujudkan transisi energi berkelanjutan dengan menunjuk dua komisaris khusus untuk menginisiasi pembangunan sistem agrivoltaik di salah satu properti Vatikan di Santa Maria di Galeria, sekitar 18 kilometer dari pusat kota Roma. Proyek ambisius ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan energi seluruh Kota Vatikan secara mandiri. 

Dalam surat apostolik yang diterbitkan atas inisiatif pribadi Paus, bertajuk "Brother Sun", beliau menekankan pentingnya pengembangan model pembangunan berkelanjutan yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Surat tersebut diterbitkan pada 26 Juni, beberapa hari setelah ditandatangani pada 21 Juni bertepatan dengan titik balik matahari musim panas, hari terpanjang dalam setahun. 

Energi Matahari Sebagai Solusi Kunci 

Paus Fransiskus menyatakan bahwa umat manusia memiliki teknologi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan lingkungan, termasuk dampak sosial, ekonomi, dan politik yang ditimbulkannya. Salah satu solusi utama, menurutnya, adalah energi matahari. Sistem agrivoltaik—yang memungkinkan pemanfaatan lahan secara bersamaan untuk pertanian dan pembangkit listrik tenaga surya—disebut sebagai salah satu inovasi penting untuk transformasi ini. 

Sistem ini dirancang agar panel surya dapat berintegrasi dengan tanaman, ternak, atau keduanya, misalnya dengan meletakkan panel di atas rumah kaca atau mengaturnya agar tetap memungkinkan aktivitas pertanian di bawahnya. Rencana instalasi ini tidak hanya akan menyuplai energi untuk stasiun radio Vatikan di lokasi tersebut tetapi juga untuk kebutuhan seluruh Kota Vatikan. 

Sebagai bagian dari visi jangka panjang menuju net zero emissions pada 2050, Vatikan telah bergabung dengan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim 1992 dan Perjanjian Paris 2015. Selain itu, mereka menargetkan penggunaan armada kendaraan bebas emisi pada 2030. Langkah ini merupakan upaya konkret untuk berkontribusi dalam membatasi peningkatan gas rumah kaca secara global. 

Untuk memastikan proyek berjalan lancar, Paus menunjuk Kardinal Fernando Vérgez Alzaga dan Uskup Agung Giordano Piccinotti sebagai komisaris luar biasa. Keduanya diberi kewenangan penuh untuk mengelola administrasi proyek, dengan dukungan Sekretariat Negara Vatikan. 

Properti Santa Maria di Galeria yang menjadi lokasi proyek ini telah menjadi milik Takhta Suci sejak 1951 berdasarkan kesepakatan dengan Italia. Paus menekankan pentingnya memastikan setiap potensi yang ada di wilayah tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung tujuan keberlanjutan global. 

Dengan inisiatif ini, Paus Fransiskus kembali menegaskan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dan tanggung jawab moral umat manusia terhadap "rumah bersama" mereka, Bumi. Proyek ini tidak hanya menjadi langkah besar bagi Vatikan tetapi juga memberikan teladan bagi dunia dalam memanfaatkan teknologi untuk mewujudkan masa depan yang lebih hijau.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Energi Terbarukan

Index

Berita Lainnya

Index