Current Date: Selasa, 30 Desember 2025

Apakah Ganja Bisa Jadi Energi?

Apakah Ganja Bisa Jadi Energi?
Ilustrasi Ganja Jadi Energi

Listrik Indonesia | Pemanfaatan ganja tidak lagi terbatas pada sektor medis dan rekreasional. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa residu ganja berpotensi menjadi sumber energi terbarukan, seiring meningkatnya kebutuhan global terhadap alternatif energi yang lebih ramah lingkungan.

Temuan ini diungkap dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Clean Technologies, jurnal internasional akses terbuka yang ditelaah sejawat dan diterbitkan secara daring oleh MDPI. Jurnal ini memuat berbagai riset pengembangan teknologi yang bertujuan mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas manusia.

Penelitian tersebut mengkaji residu ganja sebagai biomassa untuk pemulihan energi melalui proses pembakaran. Meningkatnya pasar ganja legal di Kanada membuka peluang baru dalam pengelolaan limbah tanaman ganja, yang selama ini umumnya dimusnahkan melalui insinerasi atau dibuang tanpa pemanfaatan lebih lanjut.

Dalam penelitian ini, peneliti memproduksi dua jenis pelet biomassa dari residu ganja, yaitu pelet dengan perlakuan awal steam explosion dan pelet tanpa perlakuan awal. Kedua jenis pelet kemudian diuji dan dibandingkan dengan standar sertifikasi CANplus yang berlaku di Kanada.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa karakteristik residu ganja sebanding dengan sumber biofuel lignoselulosa lainnya, seperti residu hutan dan pertanian. Perlakuan steam explosion terbukti meningkatkan kualitas pelet, termasuk nilai kalor tinggi atau higher heating value, kadar abu, daya tahan mekanis, serta fraksi halus. Dengan peningkatan tersebut, pelet residu ganja memenuhi persyaratan kualitas CANplus.

Penelitian ini juga mengkaji pengaruh koefisien udara terhadap emisi pembakaran. Nilai optimal ditemukan pada koefisien udara ? sebesar 1,15, yang menunjukkan kualitas pembakaran lebih baik dengan tingkat emisi yang lebih rendah. Namun demikian, perlakuan steam explosion juga berdampak pada penurunan efisiensi pembakaran akibat terjadinya pembakaran yang tidak sempurna.

Secara keseluruhan, residu ganja dinilai memiliki potensi kuat untuk pemulihan energi dan dapat menjadi alternatif berkelanjutan bagi aplikasi bioenergi.

Bioenergi yang berasal dari biomassa selama ini mendapat perhatian luas karena sifatnya yang relatif netral karbon dan hemat biaya. Biomassa umumnya dihasilkan dalam jumlah besar, sehingga menarik sebagai bahan baku energi terbarukan. Meski demikian, pemanfaatan residu pertanian dari budidaya ganja untuk produksi bunga masih tergolong baru dan belum banyak dieksplorasi.

Setelah legalisasi ganja rekreasional di Kanada, residu tanaman ini mulai mendapat perhatian lebih luas. Saat ini, residu tersebut sebagian besar masih dimusnahkan atau dibuang, padahal dapat dimanfaatkan kembali sebagai sumber bioenergi yang memberikan manfaat lingkungan.

Dari sisi ekonomi, residu ganja memiliki nilai yang sangat rendah dibandingkan produk utamanya, yaitu bunga ganja. Bahkan, limbah ini kerap dianggap hampir tidak bernilai. Namun sejumlah penelitian menunjukkan bahwa residu ganja memiliki potensi hasil energi sekitar 100 gigajoule per hektare per tahun, sehingga kompetitif dengan bahan baku lignoselulosa lain yang digunakan untuk produksi biofuel.

Sebagai perbandingan, rami atau hemp dilaporkan memiliki potensi hasil energi sekitar 120 persen lebih tinggi dibandingkan jerami gandum. Tantangan utama pemanfaatan residu ganja terletak pada bentuk fisiknya setelah panen, yang membuatnya kurang praktis digunakan langsung sebagai bahan bakar padat dan memerlukan proses pengolahan lanjutan seperti peletisasi.

Dengan dukungan teknologi yang tepat, residu ganja berpeluang tidak hanya mengurangi limbah industri ganja, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan energi bersih dan berkelanjutan di masa depan.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Energi Terbarukan

Index

Berita Lainnya

Index