Listrik Indonesia | Mengawali pergantian tahun dari 2024 ke 2025, Majalah Listrik Indonesia (MLI) Edisi 102 hadir dengan ulasan mendalam mengenai prospek sektor ketenagalistrikan dan energi. Harapannya, tahun baru ini membawa perubahan positif, termasuk akselerasi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang diprediksi menjadi tren utama.
Optimisme ini didasarkan pada rencana strategis pemerintah yang menargetkan pembangunan pembangkit listrik baru hingga 100 gigawatt (GW) dan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2025. Dalam edisi kali ini, MLI mengangkat beragam perspektif dari para pemangku kepentingan di sektor ketenagalistrikan dan energi guna memahami peluang dan tantangan yang akan dihadapi.
Untuk memberikan gambaran menyeluruh, Tim Redaksi MLI mewawancarai berbagai pihak, mulai dari pimpinan perusahaan, pengamat energi, hingga asosiasi di sektor terkait. Artikel-artikel dalam edisi ini membahas peta bisnis, target ambisius, serta kendala yang mungkin muncul sepanjang tahun 2025. Sebagai cover utama adalah wawancara eksklusif dengan Plt Direktur Utama PT Haleyora Power, Susiana Mutia. Haleyora Power, yang dikenal sebagai pemimpin dalam bidang operasi dan pemeliharaan kelistrikan, terus berinovasi untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik di Indonesia. Inovasi ini menjadi landasan penting dalam mendukung pencapaian target besar pemerintah.
Selain itu, potensi besar pengembangan energi panas bumi di Indonesia turut menjadi fokus pembahasan melalui peran Supreme Energy. Perusahaan ini melihat tahun 2025 sebagai tahun penuh peluang untuk memajukan sektor panas bumi. Sementara itu, PT Voksel Electric Tbk menunjukkan komitmen kuat terhadap transisi energi bersih dengan langkah konkret menuju masa depan yang lebih hijau.
Perusahaan-perusahaan lain yang turut meramaikan edisi ini antara lain WIKA, PLN Nusa Daya, PLN Batam, PLN MCTN, Haleyora Powerindo, BAG, Pertamina Lubricants, IKPT, KMI, Sintra, Sulzer, Mangatur Dharma, SKF, Duraquipt Cemerlang, PCN, Baterai ABC, Cohesive Samudera Atlantis International, Jinko Solar, Investasi Hijau Selaras, Syntek Energy, dan Gas Solution. Kehadiran perusahaan-perusahaan ini menjadi bukti nyata dinamika positif dalam sektor energi Indonesia.
Upaya ini memperkuat keyakinan bahwa sektor kelistrikan dan energi Indonesia mampu menghadapi tuntutan global untuk beralih ke energi yang lebih berkelanjutan. Dengan demikian, pembahasan dalam edisi ini tidak hanya mencakup tantangan, tetapi juga solusi dan inovasi yang diusung oleh berbagai pihak.
Selain wawancara dan analisis, edisi ini juga menyajikan catatan peristiwa penting sepanjang tahun 2024 yang telah membentuk sektor energi. Sorotan ini dilengkapi dengan pembahasan kritis tentang kebijakan diskon tarif listrik 50 persen yang berlaku dari Januari hingga Februari 2025 yang diulas dalam rubrik Sorot. Tidak ketinggalan, Satya Hangga Yudha Putra, Staf Ahli Menteri ESDM, juga berbagi cerita tentang perannya sebagai anak muda yang fokus pada pengembangan dunia energi. Dari asosiasi, HIKKMI turut membagikan pengalaman dan pandangannya tentang masa depan sektor ini.
Selain itu, liputan mengenai Indonesia Best Electricity Awards (IBEA) 2025 menjadi bagian menarik lainnya. Ajang ini memberikan apresiasi bagi inovator di sektor kelistrikan yang telah berkontribusi secara signifikan dalam mendorong transformasi energi nasional.
Edisi 102 juga memuat ulasan mendalam tentang perusahaan-perusahaan terkemuka di sektor kelistrikan dan energi, serta berbagai rubrik inspiratif lainnya. Dengan demikian, pembaca dapat memahami lebih jauh tren, kebijakan, serta langkah-langkah strategis yang akan diambil dalam menghadapi tahun 2025.
Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan informasi mendalam ini. Segera berlangganan Majalah Listrik Indonesia dan jadilah bagian dari perjalanan menuju masa depan energi Indonesia yang lebih cerah.
