MLI 16 Tahun Berkarya: Elektrifikasi 100 GW dan Kesiapan Industri Lokal

MLI 16 Tahun Berkarya: Elektrifikasi 100 GW dan Kesiapan Industri Lokal
Cover Utama Majalah Listrik Indonesia Edisi-103/Dok.Toro

Listrik Indonesia | Pemerintah mengumumkan pemotongan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp306,69 triliun (8,4%) di awal tahun, kebijakan yang diambil Presiden Prabowo Subianto ini menuai pro-kontra. Padahal, sebelumnya Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% yang dinilai ambisius. Langkah penghematan ini memicu kekhawatiran terhadap kelangsungan proyek strategis, salah satunya rencana elektrifikasi 100 GW dalam 15 tahun untuk mendukung swasembada energi dan transisi energi hijau.

Edisi Khusus MLI: Kesiapan Industri Lokal Menyongsong 100 GW
Menanggapi isu ini, Majalah Listrik Indonesia (MLI) edisi ke-103 merilis analisis komprehensif bertajuk “Mengukur Kesiapan Industri Lokal Sambut Elektrifikasi 100 GW”. Edisi spesial ini sekaligus menandai ulang tahun ke-16 MLI pada 14 Februari 2025. Dalam laporannya, MLI menyoroti urgensi kesiapan sektor manufaktur dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan peralatan listrik yang diprediksi melonjak seiring program elektrifikasi.

Wawancara Eksklusif dengan Yohanes P. Widjaja sebagai Cover Utama edisi 103: Industri Harus Beradaptasi. MLI mewawancarai Yohanes P. Widjaja, Ketua Umum Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI) sekaligus Direktur PT Sintra Sinarindo Elektrik. Menurutnya, program elektrifikasi 100 GW membutuhkan dukungan masif dari industri lokal. “Kebutuhan peralatan listrik, mulai dari pembangkit skala kecil hingga besar, akan naik signifikan. Jika industri dalam negeri tidak siap, kita bergantung pada impor, yang berpotensi memperlambat target,” tegas Yohanes.

Ia menambahkan, transisi energi dan swasembada hanya tercapai jika didukung kapasitas produksi lokal. “Ini momentum untuk memperkuat rantai pasok dan inovasi teknologi,” ujarnya.

Perspektif Pelaku Industri dan Regulator
Selain APPI, edisi ini juga menghimpun pandangan dari pelaku industri energi, regulator, dan pakar kebijakan. Beberapa pihak mengkritik pemangkasan APBN, khawatir anggaran proyek infrastruktur energi terbarukan terpotong. Namun, ada pula yang melihat kebijakan ini sebagai dorongan untuk efisiensi dan optimalisasi sumber daya dalam negeri.

MLI di Usia ke-16: Bertahan di Tengah Disrupsi Digital
Di ulang tahun ke-16, MLI merefleksikan perannya sebagai media spesialis di tengah gempuran media sosial dan platform digital. Pemimpin Redaksi MLI menegaskan komitmen untuk tetap menyajikan konten mendalam dan berbasis data. “Kami fokus pada analisis kritis dan solutif, bukan sekadar berita cepat,” jelasnya.

Mengapa Edisi Ini Penting?
Edisi ke-103 MLI tidak hanya membahas dampak pemangkasan APBN, tetapi juga memetakan peluang kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan BUMN untuk mencapai target elektrifikasi. Pembaca dapat mengakses laporan lengkap tentang:

  • Proyeksi kebutuhan komponen listrik hingga 2040.
  • Strategi mengurangi ketergantungan impor.
  • Inisiatif riset dan pengembangan teknologi energi terbarukan.

Bagi pemangku kepentingan di sektor energi, edisi ini menjadi referensi wajib untuk memahami dinamika terkini. Kunjungi situs resmi Majalah Listrik Indonesia atau platform digital terkemuka untuk mengakses versi lengkapnya.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#APPI

Index

Berita Lainnya

Index